JAKARTA-Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Jumat (Sabtu pagi WIB) tertekan penguatan di pasar ekuitas AS. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun US$8,9, atau 0,67 persen menjadi US$1.317,1 per ounce.

Emas berada di bawah tekanan karena indeks Dow Jones Industrial Average naik 204 poin atau 1,13 persen pada pukul 19.00 GMT, menurut laporan Xinhua seperti dikutip Antara. Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan keuntungan, logam mulia biasanya turun karena investor mencari tempat yang aman, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik.

Para analis mencatat bahwa pasar memiliki volatilitas karena penyelesaian Deutsche Bank pada Kamis, tetapi yang sebagian besar hilang pada Jumat dan perdagangan kembali normal, mendorong para investor menjauh dari aset safe haven logam mulia.

Namun, logam mulia dicegah dari kejatuhan lebih lanjut karena indeks dolar AS turun 0,08 persen menjadi 95,45 pada pukul 19.00 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Jumat menunjukkan pendapatan dan pengeluaran pribadi menunjukkan inflasi meningkat, tapi persis di median konsensus.

Laporan tersebut menunjukkan pendapatan pribadi meningkat 0,2 persen, pengeluaran konsumen tidak berubah, dan Indeks Harga PCE meningkat 0,1 persen.

Analis mencatat bahwa tidak adanya inflasi yang kuat memberikan “hawks” pada amunisi lebih lanjut Federal Reserve AS menuju pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) November.

Para analis memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah 10 persen pada pertemuan November 2016, dan 62 persen pada pertemuan Desember 2016. (DR)