JAKARTA – Rencana kenaikan suku bunga Amerika Serikat menekan harga logam mulia pada divisi COMEX New York Mercantile Exchange. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$1,3 atau 0,11 persen, menjadi menetap US$1.176,50 per ounce pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).

Perak untuk pengiriman Maret bertambah 6,7 sen, atau 0,40 persen, menjadi ditutup US$16,899 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$5,9 atau 0,63 persen, menjadi ditutup pada US$938,60 per ounce.

Presiden Fed New York, William Dudley, mengatakan mendukung kenaikan bertahap (suku bunga) sebagai upaya mengendalikan inflasi dan meningkatkan lapangan kerja. Para investor percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 menjadi setidaknya 0,75 adalah 93 persen pada pertemuan Desember dan 93 persen untuk pertemuan Februari.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM) yang berbasis di AS menunjukkan indeks non-manufaktur penting meningkat ke level 57,2 selama Juli, angka yang lebih baik dari yang diharapkan dan di atas tingkat tertinggi dari kisaran konsensus.

Analis mencatat penguatan dalam pesanan baru dan pesanan ekspor, lebih lanjut meningkatkan kepercayaan investor, menempatkan tekanan pada logam mulia.

Para investor pekan ini sedang menunggu laporan perdagangan internasional pada Selasa, lowongan pekerjaan dan survei perputaran tenaga kerja pada Rabu (7/12), laporan klaim pengangguran mingguan pada Kamis (8/12), dan laporan sentimen konsumen pada Jumat (9/12).(AT/ANT)