JAKARTA– Harga Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat tipis pada perdagangan Senin atau Selasa (28/3) setelah kekalahan RUU Kesehatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di DPR. Kontrak emas untuk pengiriman April 2017 naik US$7,2 atau sekitar 0,58%, menjadi menetap di level US$1.255,70 per ounce.

Laporan yang dilansir Xinhua dari Chicago, AS, menyebutkan Bursa ekuitas Wall Street jatuh pada perdagangan Senin, memberikan dukungan untuk emas setelah pasar bereaksi terhadap kegagalan RUU Kesehatan Presiden Trump.
Investor khawatir kegagalan RUU itu di DPR bisa menjadi tanda bahwa agenda ekonomi Presiden Trump seperti pemotongan pajak dan belanja infrastruktur mungkin jauh lebih sulit untuk dicapai dari yang diperkirakan.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 150 poin di sesi pembukaan pasar, Senin, tetapi melayang sekitar 45 poin, atau 0,22 persen ke bawah pada pukul 19.00 GMT, penutupan perdagangan emas.

Analis mencatat ketika pasar Wall Street membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya, ketika bursa ekuitas menguat, harga emas tertekan.

Mata uang Amerika juga bereaksi terhadap kegagalan RUU Kesehatan Presiden Trump, dengan Indeks Dollar AS turun 0,19%menjadi 99,19 pada pukul 19.00 GMT. Indeks tersebut merupakan ukuran dari dollar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.

Emas dan dollar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Artinya, jika greenback naik, emas berjangka akan jatuh karena logam mulia yang diukur dengan dollar AS, menjadi lebih mahal bagi investor.

Para trader menantikan rilis sejumlah laporan makroekonomi Amerika yang akan diumumkan sepanjang pekan ini. Perdagangan internasional dalam laporan barang akan dirilis Selasa, pidato petinggi Federal Reserve, Charles Evans, dijadwalkan Rabu, laporan produk domestik bruto dan klaim pengangguran mingguan, Kamis, serta pendapatan dan pengeluaran pribadi, Jumat. (DR)