JAKARTA– Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Selasa (Rabu pagi WIB) ditopang penguatan dolar Amerika Serikat  menjelang keputusan suku bunga Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).

Laporan Xinhua yang dikutip Antara menyatakan kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari 2016 turun US$1,8 atau 0,17%, menjadi menetap di US$1.061,60 per ounce. Para investor sedang menunggu hasil pertemuan dua hari Federal Reserve pada Rabu waktu setempat. Mereka yakin bahwa kenaikan bunga akan terjadi sehingga menempatkan komodit emas  di bawah tekanan.

Indeks dolar AS, ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,70% menjadi 98,27 pada pukul 18.15 GMT. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Logam mulia berada di bawah tekanan lebih lanjut ketika laporan yang dirilis pada Selasa oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan inflasi harga konsumen untuk November sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Sementara itu, angka inflasi inti juga meningkat sebesar 0,1 basis poin menjadi dua persen yang mencapai target inflasi The Fed, lebih lanjut memperkuat perkiraan untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC Desember, Rabu ini.

Peningkatan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas  dan menuju aset-aset dengan imbal hasil karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Sedangkan perak untuk pengiriman Maret 2016 naik US$7,5 sen, atau 0,55%, menjadi US$13,77  per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$5,6  atau 0,66%, menjadi US$855,80  per ounce. (DR)