JAKARTA – Harga bensin Indonesia pada 2013 berada pada posisi nomor 13 paling murah di dunia bersanding dengan negara-negara produsen minyak dunia seperti Arab Saudi, Venezuela, Irak, Qatar, Kuwait, Libya, Aljazair, Oman, dan Bahrain. Harga bensin di Indonesia bahkan lebih murah dari harga bensin di Uni Emirat Arab yang memiliki 688 kali lipat cadangan minyak per kapita Indonesia.

Padahal Indonesia bukan lagi produsen minyak. pada 2004 Indonesia telah menjadi Negara Net Importer minyak, dan dikeluarkan dari anggorta OPEC. Pada tahun 2013 Indonesia mengeluarkan US$ 42,154 miliar untuk impor minyak dan BBM; jumlah ini setara dengan US$ 150 juta setiap hari. Menurut BP Statistical Review, cadangan minyak Indonesia tahun 2013 hanya 3,7 miliar barrel setara dengan 0,2% total cadangan minyak dunia dan diperkirakan cadangan minyak Indonesia akan habis dalam 11 tahun bila tidak ada penemuan cadangan minyak baru.

Harga bensin murah murah itu akibat kebijakan subsidi yang terus dilakukan pemerintah. Pada 2013 pemerintah mengeluarkan Rp 210 triliun untuk subsidi BBM, atau sekitar 15 % dari APBN. Namun ironisnya, 77% subsidi BBM yang harusnya dinikmati orang miskin ternyata dinikmati orang kaya.
Arifin Panigoro, pendiri Medco menyebutkan kebijakan subdidi itu sebagai kebijakan populis, tetapi menjerumuskan . Menurutnya, semakin besarnya subsidi BBM dari tahun ke tahun telah menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, dan berakibat buruknya bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Namun pemegang kekuasaan tetap saja tidak berani mengambil tindakan untuk mengurangi subsidi BBM tersebut dan mengalihkan dana subsidi tersebut untuk membiayai sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. “ Pejabat yang berwenang mencoba membangun citra diri sebagai pemimpin yang populis.” ujar Arifin saat memberikan orasi ilmiah di Universitas Paramadina belum lama ini