JAKARTA – Keputusan pemerintah yang akan mempertahankan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga 2019 saat harga minyak mentah dunia terus merangkak naik dipastikan berimbas terhadap keuangan PT Pertamina (Persero). Untuk mensiasati kebijakan tersebut, Pertamina akan melakukan penyesuaian terhadap berbagai rencana investasi.

Gigih Prakoso, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina, mengatakan Pertamina akan tetap berinvestasi, hanya porsinya tidak akan sebesar seperti dalam rencana awal karena dana yang sebelumnya disiapkan harus dialihkan guna membiayai berbagai penugasan dari pemerintah.

“Investasi jalan, hanya kami sesuaikan dengan kemampuan pembiayaan yang ada. Walaupun harga BBM tidak naik mudah-mudahan kami masih bisa mempertahankan supaya tetap profit,” kata Gigih saat ditemui di Kantor Pertamina Jakarta, Senin (12/3).

Menurut Gigih, penyesuaian investasi harus dilakukan seiring dengan efisiensi, baik dari sisi procurement maupun pengadaan. Namun dengan kondisi sekarang efisiensi juga tidak akan memberikan efek yang maksimal.

“Tidak terlalu signifikan (efisiensi), tidak seperti dulu, tapi masih (dilakukan). Bisnis proses kami review. Kalau ada peluang efisiensi ya kami laksanakan,” ungkap dia.

Pertamina akan memanfaatkan dan fokus untuk berinvestasi tambahan yang tidak membutuhkan  pendanaan dalam jumlah besar. Salah satu jalan dengan memaksimalkan inovasi yang dilahirkan internal perusahaan, semisal inovasi yang dilahirkan dalam gelaran Annual Pertamina Quality (APQ) Award.

Investasi dari inovasi yang ditawarkan para pekerja Pertamina bukan investasi berskala besar, namun efeknya justru bisa langsung dirasakan. Untuk itu manajemen akan mulai memberikan perhatian lebih terhadap hasil dari gelaran berbagai ajang lomba inovasi internal perusahaan.

“Kayak begini (APQA) inovasi kan salah satu cara. Karena kalau seperti ini investasinya tidak terlalu besar, tapi impact efisiensinya besar,” kata Gigih.

Meski begitu perusahaan tetap tidak akan merubah berbagai target dari sisi kinerja keuangan yang sudah dicanangkan, bahkan ketika harga BBM tidak mengalami penyesuaian.

Pertamina masih berharap pemerintah bisa membantu meringankan beban perusahaan dengan menyelesaikan kewajiban berupa pembayaran subsidi. Karena ada beberapa investasi yang sudah terlanjur dijalankan tidak bisa dihentikan begitu saja, apa lagi investasi yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat, seperti di sisi hulu yakni peningkatan produksi migas, kemudian untuk pembangunan kilang minyak. Serta di pemasaran untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur, baik minyak maupun infrastruktur gas.

“Walaupun harga BBM tidak naik mudah-mudahan kami masih bisa pertahankan supaya tetap profit. Cash flow kami tetap bicara dengan pemerintah supaya tagihan-tagihan bisa dibayar. Dengan demikian investasi masih ada investasi, bisa kami alokasikan investasi,” tandas Gigih.(RI)