JAKARTA – Pemerintah telah resmi menetapkan formulasi harga batu bara untuk domestik, khusus untuk pembangkit listrik. Harga batu bara untuk pembangkit dipatok US$70 per ton untuk nilai kalori 6.322 GAR atau menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA), apabila HBA berada di bawah US$70 per ton.

Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis PT PLN (Persero), mengatakan regulasi harga batu bara untuk pembangkit akan menciptakan efisiensi yang besar dari pembelian batu bara PLN. Apalagi HBA yang selama ini menjadi acuan telah melambung tinggi hingga mencapai US$101,86 per ton dan melebihi asumsi yang telah ditetapkan PLN, yakni sebesar US$60 per ton.

“Kami bisa berhemat kira-kira Rp18 trilun untuk kebutuhan 85 juta ton. Kalau 89 juta kira-kira Rp20 triliun hematnya,” kata Supangkat saat ditemui usai konferensi pers di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Jumat (9/3).

Hampir 60% listrik yang diproduksi PLN berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Batu bara merupakan bahan baku utama pembangkit-pembangkit listrik PLN. Hampir 60% listrik yang diproduksi PLN berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pada 2018, PLN memproyeksikan serapan batu bara mencapai 86 juta-89 juta ton.

Supangkat mengatakan ada 82 perusahaan batu bara yang memasok kebutuhan PLN, lima besar kontributor pemasok adalah PT Kaltim Prima Coal, PT Bukit Asam, PT Adaro Indonesia, PT Arutmin Indonesia, PT Kideco Jaya Agung.

Seiring terbitnya Keputusan Menteri ESDM Nomor 1395K/30/MEM/2018 tentang harga batu bara untuk penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, kontrak yang jual beli batu bara sejak 1 Januari 2018 harus disesuaikan mengikuti regulasi tersebut. Selama ini sebagian besar batu bara yang diserap PLN berkalori rata-rata 4.200 GAR. Untuk kalori tersebut maka harga yang dipatok sebesar US$37 per ton. Jika batu bara 5.000 GAR, maka harganya sekitar US$ 53 per ton.

“Kami hitungnya kalori per KWh, yang tadi US$70 per ton itu kan untuk 6.322 GAR. Dia satu kilogram bisa jadi 2,5 KWh,” ungkap Supangkat.

Di Pulau Jawa, PLN banyak menyerap batu bara dengan kalori 4.200 GAR. Untuk pembangkit di Jawa dengan kapasitas total 7.000 megawatt (MW), yang menggunakan kalori 4.200 GAR, sekitar 30%.(RI)