JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), anak usaha Banpu Plc, perusahaan asal Thailand, membukukan laba bersih US$252,7 juta pada 2017, melonjak 93% dibanding 2016 sebesar US$130,7 juta. Kenaikan laba bersih ditunjang kenaikan harga jual rata-rata batu bara yang diikuti langkah-langkah penghematan dan efisiensi.

Kenaikan harga jual batu bara berhasil meningkatkan pendapatan Indo Tambangraya, meski dari sisi  volume penjualan turun. Pendapatan tercatat 24% dari US$1,36 miliar pada 2016 menjadi US$1,68 miliar pada tahun lalu. Beban pokok naik 14% dari US$1,03 miliar di 2016 menjadi US$1,18 miliar pada 2017.

Kenaikan pendapatan yang jauh lebih besar dibanding kenaikan beban pokok membuat laba kotor Indo Tambangraya naik naik 53% dari US$330,69 juta pada 2016 menjadi US$505,44 juta pada 2017.

Kirana Limpaphayom, Presiden Direktur Indo Tambangraya, mengatakan dua faktor yang menyebabkan kinerja keuangan perusahaan membaik. Pertama, kenaikan globalCoal Newcastle (gcNEWS) pada 2017 yang memungkinkan Indo Tambangraya meningkatkan harga jual rata-rata batu bara sebesar 43% dari US$51 per ton menjadi US$73 per ton pada 2017.

“Kenaikan ASP pada 2017 berkontribusi terhadap margin laba kotor dan margin EBITDA yang naik signifikan. Laba bersih naik 93% menjadi US$252,7 juta. Margin laba bersih menunjukkan pemulihan yang sama mengesankan dari 10% pada 2016 menjadi 15% pada tahun lalu,” ungkap Kirana dalam laporannya, Kamis (1/3).

Volume penjualan batu bara Indo Tambangraya tercatat turun 14% menjadi 23,1 juta ton pada 2017 dibanding tahun sebelumnya 26,7 juta ton. Penjualan domestik mencapai 2,5 juta ton, turun 31% dibanding 2016 sebesar 3,1 juta ton

Empat pasar utama batu bara Indo Tambangraya pada 2017 adalah Jepang, China Thailand dan India yang menyumbang 60% dari penjualan ekspor.(AT)