Hardy Pramono, President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI).

Hardy Pramono, President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI).

JAKARTA – Hardy Pramono ditunjuk sebagai President & General Manager Total E&P Indonesie (TEPI) yang baru menggantikan Elisabeth Proust (2008 – 2013) yang pindah tugas dan akan memimpin Total E&P Nigeria.

Hardy Pramono, yang mulai menjalankan tugas baru sejak 14 Januari 2014, sebelumnya adalah Executive Vice President of Operations & East Kalimantan District Manager TEPI di Balikpapan. Saat itu, ia merupakan orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tertinggi di East Kalimantan District TEPI.

Saat ini, ia juga merupakan orang Indonesia pertama yang memimpin salah satu afiliasi Total SA.  Hal ini sejalan dengan kebijakan Group Total dalam mempromosikan kader-kader manajemen internasionalnya.

Hardy Pramono menyatakan, prioritas utama adalah tetap bekerja keras untuk menahan laju penurunan produksi di Blok Mahakam.  Sebagaimana diketahui, disamping secara aktif mengadakan kegiatan eksplorasi di beberapa blok migas baru, saat ini TEPI mengelola operasi di Blok Mahakam dengan produksi yang sebagian besar berasal dari lapangan-lapangan tua (mature fields).

Meski demikian, dengan berbagai upaya yang dilakukan, produksi gas pada tahun 2013 mencapai rata-rata 1,7 BCF per hari atau 11% di atas target, dan produksi liquid (minyak dan kondensat) mencapai 67,6 ribu barel per hari, yang kurang lebih sama dengan target pada WP&B.

Prioritas lain yang akan dikawal dan ditingkatkan oleh Hardy Pramono adalah penerapan ketat prinsip-prinsip Health, Safety, and Environment (HSE), sehingga angka kecelakaan kerja tetap ditekan serendah mungkin.  Dan pada saat bersamaan menerapkan secara ketat prinsip-prinsip good corporate governance and compliance.

“Penerapan prinsip-prinsip HSE harus satu nafas dengan penerapan good corporate governance and compliance,” tegas Hardy Pramono soal visinya memimpin Total E&P Indonesie, di Jakarta awal pekan ini.

Penunjukkan Hardy Pramono sebagai orang nomor satu di afiliasi TEPI menyempurnakan fakta bahwa di perusahaan multinasional ini 97% karyawannya adalah putra dan putri Indonesia.

“Jadi walaupun 100% sahamnya dimiliki oleh perusahaan multinational, TEPI juga layak disebut sebagai perusahaan Indonesia,” katanya.

Alumni ITB 1981 (jurusan Teknik Fisika) ini bergabung di TEPI pada 1983 sebagai Junior Rotating Machinery. Dari tahun ke tahun karirnya terus menanjak hingga ia dipercaya menjabat sebagai Site Manager BSP Processing Terminal di Senipah, sebelum dipercaya oleh Group Total  untuk memimpin salah satu lapangan produksi di Tierra Del Fuego District (Argentina).

Pulang ke Indonesia, dia dipromosikan menjadi VP Operations (2006), Deputy EVP Operations & East Kalimantan District Manager (2009), dan kemudian menjadi EVP Operations & East Kalimantan District Manager (2010), sebelum menjadi orang nomor satu di TEPI pada 2014.

Pada kesempatan yang sama, TEPI juga menempatkan dua orang baru pada jajaran pimpinannya, yaitu Phillippe Groueix sebagai EVP Operations & District Manager for East Kalimantan, serta Agus Suprijanto sebagai Deputy EVP TEPI di Balikpapan.

Total sendiri telah beroperasi di Indonesia sejak 1968 dengan mengoperasikan blok lepas pantai Mahakam (50% partisipasi, sebagai operator, 50% INPEX) di Kalimantan Timur. Proyek tersebut meliputi lapangan gas Peciko, Tunu dan lapangan gas kondensat Tambora serta lapangan minyak Bekapai dan Handil. Total juga menjadi operator di lapangan gas Sisi-Nubi dengan partisipasi 47,9%. Operasi yang begitu besar menempatkan Total pada 2012 sebagai operator produsen gas dan minyak terbesar di Indonesia (dalam skala barel ekuivalen minyak). 

Total saat ini menyuplai 80% kebutuhan gas kilang LNG Bontang dengan produksi pada 2013 sebesar 1.761 MMscf/d dan 67.600 bod untuk minyak dan kondensat. Total juga aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan eksplorasi di Indonesia dengan mengambil saham-saham partisipasi di 14 blok eksplorasi di Indonesia pada akhir 2013 dengan menargetkan khususnya wilayah eksplorasi laut dalam dan wilayah-wilayah under-explored frontier.

Pada Oktober 2012, Total mulai berproduksi 2 bulan lebih cepat di lapangan Stupa yang baru sebagai bagian dari Wilayah South Mahakam Fase 1 dan 2. Pada 2013 ini, Total mengebor 2 sumur eksplorasi di Blok South East Mahakam (Sumur Tongkol 1) dan Blok Southwest Bird’s Head (Sumur Anggrek Hitam 1X) dan lebih dari 100 sumur pengembangan sebagai bagian dari operasi Blok Mahakam.

Sebagai bagian dari program CSR di Indonesia, Total terlibat aktif dalam pemberdayaan dan pengembangan kapasitas masyarakat yang tertuang dalam berbagai program pendidikan dan riset, kesehatan dan nutrisi, pemberdayaan ekonomi, serta pelestarian lingkungan dan pengembangan energy alternative. Upaya-upaya ini sejalan secara konsisten dengan komitmen Total dalam menjawab tantangan pembangunan yang berkelanjutan.

Komitmen Total lainnya untuk Indonesia adalah melalui program-program pengembangan sumber daya manuisia, yaitu program pengembangan tenaga kerja nasional dan tenaga kerja nasional pada tingkat manajerial melalui berbagai pelatihan dan penugasan-penugasan internasional, serta pengembangan karir bagi pegawai-pegawai baru. Total juga terus memperluas kerjasama dengan pengusaha-pengusaha nasional dan meningkatkan penciptaan lapangan kerja secara tak langsung secara signifikan, yang saat ini mencapai 22.000 jam kerja penuh pada industri ini.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)