JAKARTA – Keberhasilan menekan beban pokok mendorong PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) meraih peningkatan laba signifikan pada kuartal I 2017. Laba bersih tercatat US$30,34 juta, melonjak dibanding kuartal I 2016 yang hanya meraih US$1,52 juta.

Golden Energy, perusahaan tambang batu bara yang terafiliasi dengan Grup Sinar Mas membukukan pendapatan US$141,97 juta pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 50,77% dibanding periode yang sama 2016 sebesar US$94,16 juta. Disisi lain, perseroan berhasil menekan beban pokok dari US$70,52 juta menjadi US$70,24 juta.
Dengan beban pokok yang relatif sama dengan tahun lalu dan pendapatan naik, laba kotor perseroan melonjak 203,42% menjadi US$71,73 juta.

Laporan keuangan perseroan, Selasa (16/5), menyebutkan kontribusi pendapatan terbesar Golden Energy pada kuartal I berasal dari penjualan batu bara ke luar negeri yang mencapai US$91,5 juta atau 64,45% dari total pendapatan. Sisanya, US$50,47 juta berasal dari penjualan batu bara di pasar domestik.

Perseroan akan mengalokasikan setidaknya 50% produksi batu bara yang dihasilkan untuk kebutuhan domestik dan 50% sisanya untuk ekspor.

Hingga akhir 2017, Golden Energy menargetkan volume produksi batu bara sebesar 14,4 juta ton, naik 51,5% dibanding realisasi produksi 2016 sebesar 9,5 juta ton.

Bonifasius, Presiden Direktur Golden Energy, sebelumnya mengatakan rencana alokasi produksi batu bara perseroan mencerminkan skala bisnis perseroan yang cukup besar. Golden Energy tidak hanya fokus pada pasar domestik, namun juga hadir pada pasar ekspor.

“Salah satunya menjajaki pasar baru, yakni Taiwan dan Spanyol yang telah direalisasikan pada 2016,” kata Bonifasius.

Golden Energy melalui anak usahanya, PT Borneo Indobara, PT Trisula Kencana Sakti, PT Kuansing Inti Makmur dan PT Era Mitra Selasa (EMS Group) memiliki hak penambangan atas area konsensi di Kalimantan Selatan, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Kalimantan Selatan seluas 42.904 hektar. Total sumber daya dan cadangan yang dimiliki perseroan sebesar 2,18 miliar ton dan 783,1 juta ton.(AT)