JAKARTA-PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), emiten pertambangan batubara, memproyeksikan kenaikan penjualan batubara tahun ini sebesar 35% menjadi 1,46 juta ton dibandingkan penjualan 2016 yang tercatat 1,08 juta ton dari target 1,2 juta ton. Produksi batubara perseroan berasal dari dua tambang yang dikelola oleh anak usaha perseroan, yaitu PT Internasional Prima Coal (IPC) di Palaran, Kalimantan Timur dan PT Triaryani di Musi Rawas, Sumatera Selatan.

Kenaikan target penjualan tersebut didorong oleh tren positif harga batubara global sejak kuartal III 2016.
Roza Permana Putra, Direktur Utama Golden Eagle Energy, mengatakan untuk mencapai target tersebut, Golden Eagle menambah 50 truk angkutan tambahan yang diharap bisa beroperasi mulai kuaral II sampai akhir 2017. Langkah ini untuk mengantisipasi penurunan angkutan dari jalan tambang (hauling).

Selain itu, Golden Eagle juga mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga US$ 30 juta. Sebagian besar dana capex dialokasikan untuk peningkatan kepemilikan saham di tambang Tabalong dan pengembangannya.

“Kami ingin memperbesar porsi saham di tambang di Kalimantan dari 34% menjadi 59%. Dengan akuisisi tambang ini akan memberi tambahan kontribusi cadangan sekitar 109 juta tahun,” ujar Roza Permana Putra, Direktur Utama Golden Eagle Energy.

Menurut Roza, kelancaran jalur logistik dan kecukupan angkutan laut akan menjadi faktor penting pencapaian penjualan tahun ini. “Kami akan perluas ekspor dari tahun lalu yang 56% ke Thailand, kini coba ke Vietnam, Filipina, Hong Kong dan negara Asia lain,” ujar dia.

IPC merupakan pemilik konsesi batubara di Kalimantan Timur yang telah berproduksi secara komersial sejak 2010. Luas areal tambang sekitar 3.238 hektare. Total cadangan batubara sekira 33,9 juta ton dan cadangan terbukti 13,6 juta ton.

Sementara itu, PT Triaryani merupakan pemilik tiga konsesi batubara di Musi Rawas, Sumatera Selatan. Luas areal tambang 2.114 hektate. Total cadangan tambang Musi Rawas sekitar 406 juta ton dan cadangan JORC (proven dan probable) sekitar 257 juta ton.

Di luar bisnis tambang batubara, Golden Eagle juga milirik pengembangan pembangkit listrik. Perseroan tengah menanti proses tender PLTU Bangka karena sudah lulus prakualifikasi dan proyek PLTU Mulut Tambang Musi Rawas karena ada kecocokan spesifikasi batubara. (DR)