Jaringan distribusi listrik PLN.

Jaringan distribusi listrik PLN.

JAKARTA – Terbakarnya Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Cibinong, Jawa Barat, berdampak pada padamnya dua pembangkit listrik di Jawa Barat. Yakni pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Gunung Salak, Bogor dan pembangkit listrik tenaga uap/batubara (PLTU) Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Warga di Jakarta Timur, Depok, dan Bogor mengalami kegelapan selama dua hari, Rabu malam hingga Kamis kemarin, 10 Oktober 2013.

Seperti diungkapkan seorang warga Pancoran Mas, Depok, pemadaman sejak Rabu malam mengakibatkan anak-anaknya yang sedang mengikuti tes pertengahan semester tidak bisa belajar. Untungnya saat subuh anak-anaknya bangun, listrik sudah menyala. Warga di Kabupaten Bogor juga mengaku mengalami pemadaman pada Rabu malam, hingga pukul 22.30 WIB.

Senior Manajer Komunikasi Korporat PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto menuturkan, gangguan itu berawal pada Rabu malam, 9 Oktober 2013 pukul 20.49 WIB. Saat itu trafo interbus atau Interbus Transformer (IBT) 1 dan2 di GITET Cibinong mengalami gangguan.

Gangguan ini memicu padamnya PLTP Gunung Salak dan PLTU Palabuhan Ratu. Beberapa daerah seperti sebagian Bogor, Cibinong, Cileungsi, Sukabumi, Depok dan sebagian Jakarta Timur mengalami pemadaman.

Pada pukul 21.23 WIB trafo IBT 1 dan tiga unit PLTP Gunung Salak menyala dan normal kembali, sehingga pemadaman di sebagian wilayah tersebut kembali normal. Sebagian pelanggan hanya mengalami padam sekitar 30 menit.

Namun karena trafo IBT 2 masih mengalami gangguan, juga beberapa unit PLTP Gunung Salak dan PLTU Palabuhan Ratu masih terganggu, maka pasokan ke pelanggan tidak cukup sehingga sebagian pelanggan terpaksa masih mengalami pemadaman.

“PLN mohon maaf atas terjadinya pemadaman dan kekurangnyamanan ini,” tutur Bambang Dwiyanto.

Pemadaman Per 3 Jam

Menurutnya, dari hasil penelusuran awal di lapangan yang dilakukan oleh petugas PLN, indikasi penyebab gangguan adalah terbakarnya bushing primer & sekunder pada trafo IBT 2 GITET Cibinong. Trafo IBT 2 Cibinong perlu diganti karena kerusakan yang cukup parah. Sementara PLTU Palabuhan Ratu juga perlu diperbaiki selama beberapa hari.

“PLN berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir terjadinya pemadaman di sisi pelanggan umum, dengan meminta para pelanggan industri dan bisnis besar yang memiliki pembangkit sendiri untuk sementara mengoperasikan pembangkitnya sendiri,” kata Bambang lagi.

Disamping itu, lanjutnya, PLN juga mohon partisipasi pelanggan yang sedang tidak mengalami pemadaman listrik, untuk mengurangi pemakaian listrik, khususnya yang tidak diperlukan. “Partisipasi pelanggan ini sangat signifikan untuk meminimalisir terjadinya pemadaman,” tukasnya.

Bambang Dwiyanto menuturkan, hingga saat ini PLN masih melakukan perbaikan pada PLTU Pelabuhan Ratu. Ditargetkan setelah daya yang diproduksi dari PLTU Pelabuhan Ratu masuk, maka defisit di sub sistem Cibinong akibat IBT 2 Cibinong terganggu bisa ditutup.

“Insya Allah, mudah-mudahan perbaikan berjalan on schedule (sesuai jadwal, red). Saat ini pemadaman diatur maksimal tiga jam supaya tidak terlalu mengganggu aktifitas pelanggan,” ujar Bambang Dwiyanto lagi.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)