JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), merealisasikan pelaksanaan BBM satu harga secara nasional di wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Seiring beroperasinya lembaga penyalur BBM satu harga di Kabupaten Talaud dan daerah-daerah lainnya, diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat setempat.

 

“Selama ini masyarakat terpaksa membeli BBM dari pengecer antara Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per liter menjadi hanya Rp 6.450 per liter untuk Premium (BBM Khusus Penugasan) dan Rp 5.150 per liter untuk Solar,” kata IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Sabtu (22/7).

Program BBM satu harga dilakukan secara bertahap karena diperlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan persiapan, mulai dari penetapan lokasi, survei transportasi BBM, mencari mitra lokal, pembangunan infrastruktur hingga akhirnya lembaga penyalur berupa APMS (Agen Premium Minyak dan Solar) dapat beroperasi.

Menurut Wiratmaja, suplai BBM ke SPBU Kompak Melonguane dikirim menggunakan kapal tongkang yang menempuh waktu 20 jam dari Terminal BBM Bitung, Sulawesi Utara. Pemerintah mengalokasikan volume BBM di SPBU Kompak sebesar 100 kiloliter (KL) Premium dan 30 KL Solar per bulan.

“SPBU Kompak juga akan melayani penjualan produk BBM nonsubsidi sehingga masyarakat setempat memiliki pilihan untuk menggunakan BBM,” kata Wiratmaja dalam keterangan tertulisnya. SPBU di Kecamatan Melonguane ini merupakan SPBU Kompak ke-3 yang didirikan di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dua SPBU Kompak lainnya adalah SPBU 76.95803 di Kecamatan Beo yang juga terletak di Pulau Karakelang, dan SPBU 76.95801 di Kecamatan Lirung yang terletak di Pulau Salibabu.

SPBU Kompak adalah lembaga yang didirikan Pertamina bekerja sama dengan mitra untuk memenuhi kebutuhan BBM di suatu area/wilayah yang belum layak dibangun SPBU Reguler atau belum ada penyalur lain atau daerah pedalaman atau pulau yang lokasinya terpisah dengan Terminal BBM.

Wiratmaja mengatakan hingga Juni 2017, secara nasional Pertamina telah merealisasikan pengoperasian lembaga penyalur BBM satu harga di 21 titik di daerah-daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal atau 3T.

Untuk Sulawesi, secara keseluruhan akan ada 13 SPBU Kompak yang merupakan bagian dari Program BBM Satu Harga dan diharapkan dapat beroperasi seluruhnya dalam dua tahun kedepan.

Sesuai roadmap BBM satu harga, pemerintah menargetkan pengoperasian 150 lembaga penyalur hingga 2019, masing-masing 54 titik pada 2017, 50 titik 2018, dan 46 titik pada 2019.

“Estimasi penyaluran BBM di daerah-daerah target program BBM satu harga akan mencapai sekitar 215 ribu KL pada 2017 dan menjadi 580 ribu KL pada 2019,” ungkap Wiratmaja.(RI)