JAKARTA – Genting Oil, anak usaha Genting Berhad asal Malaysia berencana melepas sebagian besar hak partisipasi (participating interest/PI) Blok Kasuri, Papua. Petrochina, perusahaan minyak dan gas asal China merupakan salah satu perusahaan yang menjajaki untuk mengambil alih PI yang akan dilepas Genting Oil.

Gusminar, Vice President Supply Chain Management and Operation Supports Petrochina, mengatakan ada keinginan Genting Oil untuk segera melepas PI Blok Kasuri. “Tahun ini sebenarnya kami lagi approach ke Blok Kasuri, sejak setahun lalu bicara. Genting Oil ada rencana menjual ke Petrochina,” kata Gusminar kepada Dunia Energi di Jakarta, Rabu (10/1).

Dia mengaku tidak mengetahui detail alasan keinginan Genting untuk menjual PI Blok Kasuri. Padahal persetujuan revisi pengembangannya (plan of development/ PoD) sudah tinggal menunggu tanda tangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Petrochina mengincar potensi dari industri downstream di sekitar Blok Kasuri. Hal itu untuk menambah portofolio bisnis perusahaan. Blok Kasuri diperkirakan memiliki kapasitas produksi sebesar 285 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sekitar 170 MMSCFD di antaranya akan dialokasikan untuk kawasan industri Bintuni.

“Kami diskusi sudah tahap komersial. Mudah-mudahan kalau kami bisa dapatkan dari downstream company bisa jalan,” ungkap Gusminar.

Letak Blok Kasuri yang termasuk dalam wilayah remote tidak menyurutkan niat investasi Petrochina. Apalagi sesuai dengan prediksi bahwa potensi migas dan bisnis turunannya kedepan di Indonesia akan bergerak kearah timur.
“Indonesia kedepan kalau kami lihat akan banyak di timur. Jadi kami mau banyak kembangkan disana,” kata dia.

Gong Bencai, Presiden Direktur Petrochina menegaskan manajemen tidak terlalu ragu lagi untuk berinvestasi di Indonesia. Pasalnya induk usaha dan pemerintah China sudah memberikan lampu hijau untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu prioritas investasi dan sebagai tindak lanjut dari konsep satu ikatan dan satu jalan atau one belt one road (OBOR) yang diusung.

“Kami punya teknologi dan dana besar yang siap diinvestasikan, apalagi sudah ada green light dari Pemerintah China untuk investasi besar di sini,” tandas Bencai.(RI)