Budidaya lele warga kampung Tanah Berongga.

Budidaya lele warga kampung Tanah Berongga.

“Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Senang susah bareng-bareng “. Begitulah warga Kampung  Tanah Berongga, memulai  berserikat.  Semangat ini pula  yang mereka pakai saat membentuk  Lembaga Keuangan Mikro (LKM) 2 Juli 2013 lalu.  

Seperti tercermin dalam nama yang mereka pilih, “LKM Maju Bersama”.  “LKM ini dibentuk salah satunya  untuk mengatasi kesulitan permodalan,“ ujar Agus Nuraji, Sekretris Lembaga Pengkajian, dan Pemberdaya (LP2K) Aceh Tamiang. Kampung Tanah Berongga sendiri merupakan salah satu desa di sekitar wilayah operasi PT Pertamina EP Field Rantau.  

LP2K dipercaya PT Pertamina EP untuk melakukan pendampingan sampai  penduduk kampung Tanah Berongga bisa  mandiri. Masa pendampingan ini direncanakan sampai 2014. Untuk tahun depan, direncanakan pengembangan produk turunan dari lele, seperti abon. Kegiatan CSR ini akan melibatkan ibu-ibu di sana sehingga lebih produktif.

LSM ini pula yang membukakan akses dengan pihak luar , antara lain dengan pemerintah daerah. Mereka juga yang membukakan akses pasar dengan mengenalkan ke beberapa pengepul, sampai akhirnya,  permintaan membludak melebihi kemampuan panen.

Dalam dua hari, permintaan bisa mencapai 200  ton lele. Permintaan itu baru bisa dipenuhi  per empat hari. Tak ada jalan lain kecuali memperluas kolam, dan mengajak sebanyak  mungkin  penduduk terlibat.

“Sudah banyak yang  mau, tapi terbentur modal,” ujar Bambang Suprianto, Ketua Kelompok Tani Sido Urep.  Untuk memulai  budidaya,  setiap seribu ekor lele dibutuhkan tak kurang dari Rp 1,2 juta untuk bibit dan pakan. Itu pun kalau budidaya dilakukan di atas lahan sendiri. Kurang dari seribu ekor, dipastikan budidaya tak ekonomis.    

Dengan LKM Maju Bersama diharapkan  kesulitan modal itu teratasi.  Semakin mencorongnya Tanah Berongga dalam budidaya lele  membuat kepercayaan stakeholder meningkat.  Pemerintah Kabupaten pun mulai mengulurkan bantuan permodalan. Untuk tahap pertama,  sebesar Rp 20 juta.  Dana itu nantinya akan diputar dengan dipinjamkan ke anggota yang membutuhkan. Seperti juga  koperasi lain, LKM Maju Bersama dilengkapi AD/ART (Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga). 

Tiap anggota, diharuskan membayar simpanan pokok  sebesar  Rp 10.000 dan simpanan wajib sebsar Rp 2.000 setiap kali pertemuan, yang diadakan per minggu. Lima puluh persen keuntungan akan dikembalikan kepada anggota berupa SHU (Sisa Hasil Usaha). Selebihnya, dipakai untuk cadangan, pendidikan anggota, insentif pengurus, kegiatan sosial, dan dana audit.

Kenapa tak minta bantuan modal kepada Pertamina EP ?. “Kita mencoba mandiri. Jangan sebentar-sebentar minta  bantuan , “ ujar Hadiyono. yang dipercaya menjadi  Ketua LKM  Maju Bersama. Sikap ini jauh berbeda dengan saat-saat awal   Pertamina EP   masuk ke kampung tersebut. Ketika itu bohlam putus pun, langsung minta ganti ke Pertamina.    

(Hidayat Tantan / tsuma25@yahoo.com)

Berita terkait:

Berkat Lele, Tanah Berongga Menapak Sejahtera : https://www.dunia-energi.com/berkat-lele-tanah-berongga-menapak-sejahtera/