JAKARTA– Harga minyak mentah dunia berakhir melonjak pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) karena meningkatnya gejolak geopolitik di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran atas ekspor di pasar.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik US$0,42 menjadi menetap di US$51,87 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik US$0,65 menjadi ditutup pada US$57,82 per barel di London ICE Futures Exchange.
Pasukan keamanan Irak pada Senin (16/10) merebut kembali kota Kirkuk dan menguasai gedung pemerintah, setelah pasukan Kurdi mengundurkan diri dari kota tersebut, kata sebuah sumber keamanan setempat.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Jumat lalu (13/10) bahwa dia telah memutuskan untuk menghapus setifikasi kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir bersejarah yang dicapai pada 2015.

“Saya mengumumkan hari ini bahwa kami tidak dapat dan tidak akan membuat sertifikasi ini,” kata Trump di Gedung Putih saat meluncurkan sebuah strategi baru pemerintahannya atas Iran.

Para analis mengatakan kerusuhan di Timur Tengah dan kemungkinan tindakan AS pada kesepakatan nuklir Iran mendorong harga minyak lebih tinggi, karena para pedagang khawatir ketegangan geopolitik dapat mengurangi ekspor minyak dari wilayah tersebut.

Di bidang data, jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS turun lima rig menjadi total 743 rig pekan lalu, kata perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya pada Jumat pekan lalu. (DR/ANT)