JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN di sektor hulu migas menargetkan peningkatan produksi 10% menjadi 66 ribu barrel oil equivalen per day (BOEPD) pada 2018 dibanding realisasi rata-rata produksi tahun lalu 60 ribu BOEPD.

Tumbur Parlindungan, Direktur Utama Saka Energi, mengatakan peningkatan produksi tahun ini ditopang dari aktivitas pengeboran yang akan giat dilakukan Saka di beberapa lapangan eksisting, baik dalam maupun luar negeri.

Aktivitas pengeboran terutama akan banyak dilakukan di sumur pengembangan Blok Pangkah dan Lapangan Fasken, Texas, Amerika Serikat.

“Di Pangkah saja ada delapan sumur, kemudian di Fasken at least ada 12 sumur,” kata Tumbur di Jakarta, Senin (12/2).

Dia menambahkan kinerja operasional Saka pada 2017 positif. Ini dibuktikan dengan tidak adanya dry hole dari seluruh pengeboran yang dilakukan.

Gas masih menjadi kontribusi terbesar realisasi produksi Saka Energi, yakni 60%. Sisanya, 40% minyak.

Selain meningkatkan kegiatan eksploitasi, kegiatan eksplorasi dipastikan juga akan tetap dilakukan Saka. Setidaknya ada dua rencana pengembangan (plan of development/PoD) yang disetujui pemerintah, yaitu Lapangan Sidayu dan West Pangkah sudah disetujui pemerintah, sehingga bisa segera dilakukan aktivitas pengembangan.

“PoD sudah diapprove (Sidayu dan West Pangkah). Kami ada dua PoD yang di-running bersamaan,” ungkap Tumbur.

Untuk Blok Pangkah dengan penambahan pengembangan di beberapa lapangan maka bisa meningkatkan produksi. “Ada potensi kenaikan produksi sekitar 20% di Pangkah saja,” kata Tumbur. (RI)