The British Emerald, kapal LNG terbesar di dunia, diluncurkan pada 2007. Merupakan kapal pertama yang dibangun oleh Hyundai Heavy Industries menggunakan teknologi propulsi listrik GE.

JAKARTA – Kendaraan raksasa dari besi bergerak lepas di tengah samudra, tidak mengeluarkan uap tetapi dapat di-charge layaknya sebuah baterai. Begitulah gambaran kapal listrik berbasis Liquefied Natural Gas (LNG) yang kini sedang dikembangkan General Electric (GE).   

Pemimpin Propulsi Kelautan di GE Power Conversion, Jean-Philippe Chaignot menuturkan, penggunaan gas alam yang kian meningkat pesat telah mendorong pertumbuhan dan memberikan lapangan pekerjaan di negara-negara kaya akan gas alam, seperti Amerika Serikat dan Australia.

Hal tersebut segera berkembang, ketika gas alam akan mencapai mereka yang bekerja pada lautan yang sangat jauh. Menurut Jean-Philippe, galangan kapal di Korea dan di negara lainnya saat ini tengah sibuk membangun transportasi laut berbasis gas alam cair (LNG) sebagai alternatif terbaru bahan bakar kapal.

“Berbagai supertanker terbaru akan menggunakan sistem penggerak listrik yang dirancang dan diproduksi oleh para pekerja di marine propulsion powerhouse GE Power Conversion,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Ia menerangkan, dua dari galangan kapal terbesar di dunia, Hyundai Heavy Industries dan Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, saat ini sedang membangun kapal angkutan yang besar yang didukung oleh GE motors, generator, transformer dan teknologi lainnya. GE Power Conversion telah menandatangani kontrak untuk memasok sistem propulsi untuk sebuah armada dengan 31 kapal LNG selama setahun terakhir.

Memang, kata Jean, kapal propulsi berbasis listrik telah ada selama satu abad. Meskipun telah lama dianggap sebagai hal baru yang tidak efisien, para insinyur telah menyempurnakannya dalam beberapa dekade terakhir. “Kami memulai cerita mengenai propulsi listrik untuk transportasi laut tersebut,” kata Jean lagi.

Saat ini, lanjutnya, motor listrik yang dirancang oleh para insinyur GE telah memberikan daya yang kuat bagi beberapa kapal tercanggih dan terbesar di dunia. Mulai dari angkutan terbang, angkutan penghancur, kapal tanker, kapal pesiar, dan Queen Mary 2, kapal laut tercepat dan terbesar yang pernah dibangun.

Kapal-kapal besar tersebut menggunakan bahan bakar diesel atau gas untuk menghasilkan listrik. Desain propulsi listrik terbaru ini memberikan ruang yang lebih terbuka untuk kargo, karena generator dan baling-balingnya tidak perlu dihubungkan dengan suspensi poros kaku.

Sebaliknya, desain terbaru ini memungkinkan operator kapal untuk menyalurkan daya dari pembangkit listrik ke baling-baling motor dengan kabel yang fleksibel. Sistem listrik ini juga memotong berat, kebisingan, getaran, dan meningkatkan efisiensi. Sistem propulsi GE yang berada dalam tanker b akan menghasilkan listrik yang cukup untuk memberikan daya pada sebuah kota kecil.

Menurut jean, hingga saat ini sudah ada 30 kapal tanker LNG yang didukung oleh teknologi dari GE ini.  Terdiri dari 70 kapal pesiar dan puluhan kapal perdangangan dan militer. Pada bulan ini, GE telah mengumumkan penandatanganan kontrak senilai US$14 juta untuk mendukung kapal komando USS Mount Whitney yang dilengkapi dengan gear listrik terbaru.

Popular Mechanics pada 1920 menulis “mengenai pengoperasian kapal yang digerakkan oleh tenaga listrik, ide mengenai listrik cepat sekali pergi dari pikiran para pemilik kapal, yang datang untuk menyadari bahwa, bukannya memperkenalkan kesulitan dalam hal kekuatan operasi, adopsi drive listrik akan menghilangkan mereka dan membuat kapal jauh lebih tidak bergantung terhadap keterampilan dan sumber daya dari para kru. “Sayangnya, klaim tersebut telah terjadi,” pungkas Jean.

(Iksan Tejo/duniaenergi@yahoo.co.id)