JAKARTA – PT PLN (Persero) mengoperasikan secara resmi Gardu Induk Pangkalan Bun dengan kapasitas 150 kilo Volt (kV). Kehadiran fasilitas baru tersebut diharapkan bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat.

Seiring beroperasinya GI Pangkalan Bun, kondisi kelistrikan Kalimantan Tengah (Kalteng) akan semakin handal. Ini karena sistem kelistrikan Pangkalan Bun terhubung (interkoneksi) dengan sistem kelistrikan interkoneksi Barito – Mahakam (Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur) yang saat ini memiliki surplus daya mencapai lebih dari 200 megawatt (MW).

Machnizon Masri, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, mengatakan pasokan listrik Pangkalan Bun sebelumnya disuplai sistem kelistrikan yang terpisah (isolated). Suplai kelistrikan sepenuhnya hanya mengandalkan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berdaya mampu 33,65 MW.

Dengan sistem interkoneksi ini, maka suplai utama kelistrikan di Pangkalan Bun akan disuplai langsung dari Sistem Interkoneksi Barito – Mahakam.

Machnizon menuturkan suplai utama listrik langsung dari Sistem Barito – Mahakam tak hanya mencukupi kebutuhan listrik masyarakat di Pangkalan Bun yang ada saat ini, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan energi listrik bagi para calon investor di Kabupaten Kotawaringin Barat dan sekitarnya.

“Sebagai suplai utama, sistem kelistrikan Barito tentunya dapat memenuhi permintaan kebutuhan energi listrik dalam skala besar bagi para pelaku investasi yang bergerak di bidang industri maupun bisnis,” kata Machnizon dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/12).

Dengan beroperasinya Gardu Induk Pangkalan Bun 150 kV (kilo Volt) PLN dapat menurunkan Biaya Pokok Produksi Penyediaan (BPP) listrik di Kotawaringin Barat yang berasal dari PLTD berbahan bakar High Speed Diesel (HSD) mencapai Rp363 juta per hari.

“Dengan kata lain PLN dapat menghemat Rp130 miliar setiap tahunnya,” ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada kuartal III 2018, perekonomian di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan mencapai 6,38% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Dengan ketersediaan suplai energi listrik melalui sistem interkoneksi yang masuk saat ini, Pangkalan Bun sebagai salah satu pintu gerbang utama menuju Povinsi Kalimantan Tengah diharapkan dapat menjadi kota strategis bagi para Investor. Sehingga pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah diharapkan dapat terus meningkat setiap tahunnya.

Total investasi yang dikeluarkan PLN untuk membangun GI Pangkalan Bun 150 kV mencapai Rp106 miliar. Sedangkan untuk mewujudkan sistem interkoneksi dengan Pangkalan Bun, PLN juga membangun infrastruktur kelistrikan lainnya yang meliputi GI Sampit 150 kV dan Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT).

Total Tower SUTT yang dibangun untuk menghubungkan GI Pangkalan Bun dengan GI Sampit sebanyak 474 Tower dengan jalur transmisi sepanjang 167 kilo meter sirkit (kms). Jalur transmisi tersebut membentang melintasi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Waringin Timur, Kabupaten Seruyan dan Kabupaten Kotawaringin Barat yang meliputi 7 kecamatan dan 20 desa.(RI)