JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menjalin kerja sama dengan pemerintah Swedia dalam hal pemanfaatan energi baru terbarukan. Swedia merupakan negara yang sudah mapan dalam pengembangan energi terbarukan, seperti energi nuklir, hidro dan angin.

“Pemerintah Indonesia dapat mempelajari upaya-upaya untuk mengurangi penggunaan energi fosil dan menggantinya ke energi yang ramah lingkungan,” kata Archandra Tahar, Wakil Menteri ESDM.

Indonesia dan Swedia melakukan penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) bidang pengembangan energi, Jumat (18/2). Indonesia dan Swedia sebelumnya sudah membentuk Indonesian – Swedish Initiatives for Sustainable Energy Solutions (INSIST) sebagai skema kerja sama. Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan inovasi teknologi untuk energi terbarukan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, universitas dan lembaga riset.

Indonesia memiliki potensi sumber daya energi baru terbarukan  yang besar. Lebih dari 400 gigawatt (GW) potensi EBT tersedia, namun baru dimanfaatkan sekitar 8,8 GW atau dua persen.

Khusus untuk energi panas bumi, Indonesia saat ini memiliki potensi panas bumi sekitar 29,5 GW, dengan cadangan sekitar 16,5 GW. Sementara, kapasitas terpasang pada 2016 baru sebesar 1.643,5 MW atau 5,6 persen dari total potensi panas bumi.(RA)