JAKARTA – PT Pertamina (Persero) segera merealisasikan kerja sama pengembangan solar cell dengan perusahaan Jepang.
Herutama Trikoranto, Senior Vice President Research and Technology Center Pertamina, mengatakan untuk tahap awal akan dilakukan feasibility study (FS) terkait rencana tersebut.
“Kami sedang mematangkan tindak lanjut dari kunjungan kemarin (ke Jepang), salah satunya feasibility study. Ini penting dan sangat disarankan Pemerintah Jepang. Semoga 1-1,5 tahun bisa selesai sehingga kami bisa realisasikan kerja sama yang riil dengan partner di sana,” kata Heru di Jakarta, Senin (4/12).
Tim Pertamina sebelumnya telah berkunjung ke Jepang dan bertemu dengan pimpinan Marubeni Corp dan Mitsubishi Corp. Dalam pertemuan tersebut, Pertamina berharap pihak Marubeni dan Mitsubishi dapat membagi pengetahuan pengembangan dan pemanfaatan energi matahari sebagai EBT.
Heru mengatakan, nantinya lokasi dan kapasitas solar cell akan ditentukan melalui hasil FS tersebut.
Potensi energi surya di Indonesia sangat besar sehingga memberi peluang bagi Pertamina untuk berkontribusi.
“Distributed power generation suatu perkembangan baru, jadi tidak disentralisasi. Power di generate secara localize di setiap community-community,” ungkap Heru.
Heru mengatakan, fokus research pengembangan solar cell akan mencakup efisiensi dan teknologi baterai. Saat ini,  pengembangan solar cell cenderung membutuhkan lahan yang luas sehingga tidak efisien.
Ke depan, efisiensi solar cell perlu ditingkatkan, misalnya hanya dengan di rooftop saja sehingga tidak perlu lahan luas. Challenge kedua terkait baterai, research dilakukan untuk menciptakan baterai yang bisa menyimpan energi cukup lama dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
“Ini yang sedang kita fokuskan dengan Jepang,” tukas dia.
Pertamina saat ini sudah mengoperasikan sejumlah panel surya (solar panel) di kantor pusat, dan beberapa kilang minyak.
Di Kilang Cilacap, kapasitas sekitar 1MWp dalam waktu dekat akan ditingkatkan sampai 3MWp. Serta kilang Badak akan ditingkatkan 3-4MW.
“Kami memang sudah mulai pasang soalr cell untuk kepentingan sendiri. Tapi, untuk capai komersial tentunya tidak lepas dari peran pemerintah, seperi adanya subsidi, tax reduction,  insentif tax untuk research,” kata Heru. (RA)