JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), emiten pertambangan batu bara, akan bersinergi dengan badan usaha milik negara (BUMN) pertambangan lainnya untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

“Kami akan konsolidasi dengan PT Aneka Tambang Tbk di Pomala, PT Timah Tbk di Bangka-Belitung, dan PT Inalum di Sumatera Utara. Energi batu bara-nya dari Bukit Asam,” kata Joko Pramono, Direktur Bukit Asam, kepada Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini.

Joko menambahkan, secara spesifik Bukit Asam belum membahas mengenai bentuk sinergi pengembangan PLTU tersebut. Saat ini, Bukit Asam tengah mengembangkan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 di Muara Enim, Sumatera Selatan berkapasitas 2×620 megawatt (MW), yang direncanakan beroperasi pada 2021. Proyek tersebut dibangun bersama China Huadian yang kemudian membentuk perusahaan patungan, PT Huadian Bukit Asam Power. Huadian Bukit Asam telah menandatangani loan agreement senilai US$1,2 miliar dengan The Export-Import Bank of China (Cexim).

Selain PLTU Mulut Tambang Sumsel 8, Bukit Asam juga akan membangun PLTU Mulut Tambang Peranap yang terletak di Indragiri Hulu, Riau berkapasitas 2×300 MW. Pembangkit tersebut memanfaatkan lebih dari empat juta ton produksi batu bara per tahun di tambang Peranap.

PLTU Peranap akan menggunakan teknologi proven yang dapat membangkitkan tenaga listrk dengan harga kompetitif sesuai aturan pemerintah.

Bukit Asam juga bekerjasama dengan PT PLN (Persero) untuk membangun PLTU Mulut Tambang Sumsel 6 dengan kapasitas 2×300 MW di Tanjung Enim. Pembangkit Sumsel 6 akan memanfaatkan produksi batu bara di tambang Tanjung Enim dengan mencapai tiga juta ton per tahun.

Tidak hanya PLTU Mulut Tambang, Bukit Asam juga akan membangun PLTU Halmahera Timur dengan kapasitas 2×40 MW. PLTU tersebut akan menyediakan pasokan listrik untuk pabrik baru feronikel smelter milik Antam yang terletak di Halmahera Timur, Maluku Utara.

Perusahaan juga akan membangun PLTU Kuala Tanjung dengan kapasitas 2×350 MW untuk menyediakan pasokan listrik pabrik ekspansi aluminium smelter PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Pembangkit ini ditargetkan beroperasi pada 2021.

“Progress saat ini, sesuai proses pengembangan masing-masing. Kekuatan sinergi ini akan menjadi satu kesatuan menjadi produk yang lebih bagus,” kata Joko.(RA)