JAKARTA – Hasrat PT Pertamina (Persero) merealisasikan akuisisi lapangan migas di luar negeri pada tahun ini pupus lantaran hingga Juli 2017 belum ada kesepakatan pengambilalihan dengan calon mitra. Total ada empat lapangan migas yang menjadi incaran Pertamina, yakni dua lapangan di Iran yakni Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari) dan dua lainnya di Rusia, yakni Blok Russkoye dan North Chaivo.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengungkapkan pembicaraan mengenai term and condition pengelolaan blok migas di kedua negara itu mashi berlangsung. Selain masih negosiasi intensif, disisi lain Pertamina juga fokus mengelola delapan blok terminasi yang sudah diberikan pemerintah.

“Belum ada (closing) kayanya, cuma dari blok terminasi saja. Jadi kalau tanya closing, kayaknya belum,” kata Syamsu kepada Dunia Energi, Rabu.

Menurut Syamsu, proses untuk bisa masuk dalam pengelolaan lapangan migas di luar negeri tidak semudah yang dibayangkan. Pertamina harus berhadapan dengan regulasi yang berbeda sebelum akhirnya menandatangani kontrak kerja sama.

Untuk membahas dua blok di Iran dalam waktu dekat, tim khusus Pertamina yang akan terbang menuju Taheran guna melanjutkan pembicaraan konsep kontrak yang diinginkan.

“Ini ada tim minggu ini sepertinya mau ke Iran berbicara dengan Iran Petroleum Contract (IPC) , dan lebih dalam terkait term and condition,” kata Syamsu.

Nantinya sesuai dengan regulasi di Iran, Pertamina harus berpartner dengan perusahaan lokal untuk bisa mengelola dua ladang minyak yang diperkirakan memiliki potensi minyak sektitar 5 miliar barel tersebut.

Syamsu mengatakan Pertamina akan berusaha bernegoisasi agar perusahaan plat merah itu memiliki saham mayoritas pengelolaan lapangan. Serta menjadi operator sama seperti di blok Aljazair.

“Kemungkinan masih mayoritas, dibagi dua sama partner. Kita kemungkinan operator karena kita yang lead karena proses bidding,” papar dia.

Syamsu menegaskan molornya target akuisisi ladang minyak di luar negeri bukan karena kesulitan keuangan yang dihadapi Pertamina, melainkan proses panjang yang harus dilalui.

“Jadi karena proses saja, Iran belum, Rusia juga belum kayanya tidak ada yang kekejar tahun ini,” ungkap dia.

Namun demikian Pertamina tetap memiliki target akuisisi, hanya saja digeser menjadi tahun depan. Ada beberapa blok yang menjadi incaran di wilayah Afrika, Timur Tengah.

“Ya kita mau coba, Afrika, Middle East yang Afrika diluar Maurel & Prom (M&P) kita masih review juga,” tandas Syamsu.(RI)