JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Power Unit II berkapasitas 1×1.000 megawatt (MW) dijadwalkan beroperasi sesuai target pada 2020, meski harus menghadapi putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang mencabut izin lingkungan proyek pembangunan pembangkit tersebut.

Arsjad Rasjid, Direktur Utama PT Indika Energy Tbk (INDY), salah satu perusahaan konsorsium PT Cirebon Energi Prasarana, pengembangan PLTU Cirebon, mengatakan saat ini Cirebon Energi masih merampungkan proses financial close PLTU Cirebon II.

“Kita jalan terus sesuai jadwal, kurang lebih 3-4 tahun pembangunannya, jadi 2019-2020 bisa selesai. Financial close masih terus jalan, semoga second quarter ini,” ujar Arsjad di Jakarta, Kamis (27/4).

Arsjad mengatakan PLTU yang berlokasi di Cirebon, Jawa Barat itu menggunakan bahan bakar batu bara kalori 4.000-4.500 dengan total kebutuhan sebanyak empat juta ton per tahun. Perseroan juga membuka peluang bagi pemasok batu bara dari produsen, selain PT Kideco Jaya Agung, anak usaha Indika Energy.

“Pembagiannya, 2-3 penyuplai. Kita harus melihat, meskipun punya (batu bara), tapi tidak semua harus dari kita juga,” kata dia.

Arsjad juga menegaskan proses pembangunan PLTU yang menggunakan teknologi ultra super critical ini tidak terpengaruh pada putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) yang mengabulkan gugatan perkara Izin Lingkungan PLTU Cirebon II, pada Rabu (19/4) lalu. Perkara gugatan tersebut merupakan perkara antara enam warga Desa Kanci Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, yakni Dusmad, dan kawan-kawan sebagai para penggugat melawan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Jawa Barat (BPMP Provinsi Jawa Barat) sebagai tergugat.

BPMP Provinsi Jawa Barat, selaku pemberi Izin Lingkungan PLTU Cirebon II, sudah mengajukan banding terhadap putusan PTUN Bandung.

“Itu kan bukan dari posisi kita, itu pemerintah. Yang jelas, kita jalankan prosesnya terus, dan yang kita lakukan sesuai aturan yang ada,” ungkap Arsjad.

PLTU Cirebon II diproyeksikan mampu menghasilkan energi 7.533 GwH per tahun. Daya yang dihasilkan akan memperkuat sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali menggunakan transmisi 500 KV melalui koneksi gardu induk Mandirancan.

Cirebon Energi saat ini telah mengoperasikan PLTU Cirebon Unit 1 berkapasitas 660 MW dengan teknologi Super Critical Boiler sejak 2012.

“Pengembangan pembangkit baru nanti tergantung kebutuhan, karena kita sudah ada lahan total 280 hektar. Sekarang sudah ada dua unit, nanti bisa saja ada dua unit tambahan lagi,” tandas Arsjad.(RA)