JAKARTA – Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah berkapasitas 2×1.000 megawatt (MW) telah memulai tahap pembangunan konstruksi pada akhir Maret 2016. Pembangunan PLTU Batang ditargetkan tuntas April 2020.

“Financial close mundur karena itu ada perubahan yang dibahas, sehingga pembangunan kita lakukan menggunakan uang konsorsium. Target selesai pada April 2020″ kata Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO).

Jadwal pembiayaan final (financial close) PLTU Batang diperkirakan akan ditandangani pada 6 Juni 2016 mendatang. Pemerintah Jepang melalui Japan Bank of International Cooperation (JBIC) akan membiayai sebagian besar pembiayaan PLTU Batang.

Garibaldi mengungkapkan meski ada sejumlah kendala, PLTU Batang ditargetkan bisa selesai tepat waktu.  Apalagi pembangunan PLTU Batang sangat penting, tidak hanya untuk Adaro, tapi pemerintah Indonesia dan Jepang.

“Karena ini merupakan proyek pabrik partnership pertama antar kedua negara. Selain itu, PLTU Batang  menggunakan teknologi pertama dari Jepang yaitu super ultra critical,” kata dia.

PT Bhimasena Power Indonesia ditetapkan sebagai konsorsium yang memenangkan lelang proyek pembangunan dan pengoperasian PLTU Batang. Selain Adaro yang menguasai 34% saham Bhimasena, J-Power menguasai 34%, dan Itochu 32% saham.

Menurut Garibaldi, bergulirnya pembangunan kontruksi PLTU Batang menunjukkan komitmen Adaro untuk memperkuat lini usaha pembangkit listrik.

“Kami ingin optimalkan tambang bat ubara yang secara lokasi di pedalaman seperti Sumsel dan Kaltim serta sebagian Kalsel, akan diupayakan jadi mine mouth power plant,” tukasnya.

David Tendean, Direktur Keuangan Adaro, mengungkapkan beberapa permasalahan lain dalam pembangunan PLTU sudah selesai diatasi “Kita diberi perpanjangan dua bulan dan pada masa itu juga kita sudah atasi, seperti
masalah pembebasa tanah, serta masalah negosiasi dengan EPC dan site over juga sudah selesai,” kata David.(RI)