Lapangan Tanjung Pertamina EP.

JAKARTA – Meski baru dimulai, namun teknologi pengurasan minyak tingkat lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) yang dilakukan PT Pertamina EP di Lapangan Tanjung, Kalimantan Selatan saat ini telah mampu mendongkrak produksi dari 300 barel per hari (BPH) menjadi 700 BPH.

Kesuksesan program EOR Lapangan Tanjung itu, diungkapkan Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana, yang baru saja berkunjung ke lapangan tua itu, pertengahan Februari lalu.

“Saat kunjungan kerja ke Lapangan Tanjung, kita melihat proyek injeksi kimia telah dilakukan untuk proyek EOR di Lapangan Tanjung sejak 12 Februari 2013. Laju aliran produksi minyak sebelumnya sebesar 300 BPH saat ini telah mencapai 700 BPH,” ujar Gde di Jakarta, Rabu, 20 Februari 2013.

Diharapkan, ujarnya, dari hasil injeksi kimia di Lapangan Tanjung,  akan dihasilkan produksi minyak sebesar 1.000 BPH yang akan dicapai pada tanggal 21 Februari 2013. “Semoga target tersebut dapat tercapai,” katanya.

Gde menerangkan, injeksi kimia di lokasi pertama di Lapangan Tanjung, saat ini telah menggunakan 1 sumur injeksi dan 2 sumur monitoring. Secara keseluruhan, program injeksi kimia secara penuh akan berjumlah 36 lokasi (36 pattern) dengan menggunakan beberapa sumur eksisting sebagai sumur injeksi dan sumur monitoring.

“Direncanakn untuk full scale akan memiliki 51 sumur monitoring, 26 diantaranya menggunakan sumur eksisting yang terlebih dahulu di work-over untuk menjadi sumur monitoring, dan sumur injeksi yang dibuat berjarak saling berdekatan antara sumur monitoring dan sumur injeksi,” jelasnya.

Gde menambahkan, kesuksesan program EOR Pertamina EP di Lapangan Tanjung ini, membuktikan bahwa BUMN itu benar-benar dapat menjadi “tuan di negeri sendiri”. “Kami memberikan apresiasi terhadap langkah Pertamina EP ini, dan selalu siap untuk memberikan dukungan,” tandasnya.

(Abraham Lagaligo / abrahamlagaligo@gmail.com)