JAKARTA – ENI Indonesia optimistis bisa meningkatkan produksi Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur hingga 600 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada akhir tahun 2017. Target tersebut akan diikuti peningkatan kapasitas proses gas di Floating Processing Unit (FPU).

Fatar Yan Abdurrahman, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan setelah dilakukan uji kapasitas, FPU Jangkrik mampu mengelola gas hingga 540 MMSCFD. Selain itu, lapangan Jangkrik mampu memproduksi gas hingga 600 MMSCFD

“Nah kalau mau 600 MMSCFD itu ada beberapa tambahan platform yang harus ini ditambahkan. Itu target mereka sebenarnya di akhir 2017,” kata Fatar kepada Dunia Energi baru-baru ini.

Saat ini sedang dilakukan berbagai simulasi untuk bisa meningkatkan produksi hingga 600 MMSCFD dan akan berdampak pada umur resevoirnya. “Biasanya lapangan-lapangan gas kalau start produksi, nanti mereka akan lakukan simulasi di reservoir,” tukas Fatar.

Peningkatan kapasitas pengelolaan dan produksi gas FPU juga sebagai antisipasi on stream lapangan ENI lainnya yakni Lapangan Marakes.

Menurut Fatar, ENI telah mengajukan untuk bisa melakukan produksi di Lapangan Marakes sebesar 150 MMSCFD. Apalagi pada September 2017, ENI akan mengajukan rencana pengembangan (plan of development/PoD) Marakes.

Jika disetujui PoD pada September 2017, Lapangan Marakes ditargetkan on stream pada akhir 2018 atau awal 2019.

Target produksi tersebut diharapkan bisa tepat waktu karena bisa membantu mempertahankan kapasitas produksi gas nasional seiring penurunan produksi Blok Mahakam pada 2019.

“Akhir 2018 atau awal 2019 itu sudah bisa nambah 150 MMSCFD, di mana pada saat itu blok Mahakam turun. Produksinya jadi akan dibantu oleh ENI,” kata Fatar.

ENI adalah operator Blok Muara Bakau dan memegang hak kelola 55% melalui anak usahanya, Eni Muara Bakau BV. Mitra-mitra lainnya di blok tersebut adalah Engie E&P, melalui anak perusahaannya GDF SUEZ Exploration Indonesia BV dengan 33,33%, dan PT Saka Energi Muara Bakau, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang menguasai hak sebesar 11,66%.(RI)