JAKARTA – ENI Indonesia, kontraktor Lapangan Jangkrik berhasil mempecepat target on stream lapangan gas di Blok Muara Bakau, Kalimantan Timur tersebut. Setelah target penyelesaian fasilitas Floating Proceissing Unit (FPU) dipercepat, kini target first gas juga mampu dipercepat hingga satu bulan.

“Ini lebih cepat sebulan dari rencana first gas bulan Juli. Dari keseluruhan project juga jauh lebih cepat,” kata IGN Wiratmaja Puja kepada Dunia Energi, Senin (5/6).

Fatar Yani Abdurrahman, Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebelumnya mengungkapkan SKK Migas sudah mencatatkan produksi gas Jangkrik sebesar 100 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan bisa langsung disalurkan ke FPU untuk kemudian diproses.

“Sekarang sudah 100 MMSCFD masuk di FPU,” kata Fatar, akhir pekan lalu.

Menurut dia, kapasitas produksi Jangkrik akan terus ditingkatkan hingga mencapai batas pengolahan gas di FPU. Peningkatkan kapasitas produksi ditargetkan terealisasi paling tidak pada tiga bulan ke depan.

“Nanti bisa maksimum dalam 2-3 bulan target bisa mencapai 450 MMSCFD,” tukas Fatar.

Fatar mengatakan, proyek Eni bisa berjalan lebih cepat dari target karena manajemen proyek yang berjalan baik. Serta didukung persetujuan tidak menemui hambatan.

Eni adalah operator Blok Muara Bakau dengan memegang hak kelola 55% melalui anak usahanya, Eni Muara Bakau BV. Mitra-mitra lainnya di blok tersebut adalah Engie E&P, melalui anak perusahaannya GDF SUEZ Exploration Indonesia BV dengan 33,33%, dan PT Saka Energi Muara Bakau, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang menguasai hak sebesar 11,66%.

Proyek Jangkrik menggunakan fasilitas FPU yang merupakan fasilitas pengolahan gas terapung terbesar yang pernah digunakan serta dibangun di Indonesia. Pemerintah berencana akan mendorong integrasi antar kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dengan memanfaatkan FPU Jangkrik.

Wiratmaja menyatakan proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) atau proyek migas laut di Gendalo dan Gehem yang dikelola PT Chevron Pacific Indonesia direncanakan juga akan menggunakan FPU Jangkrik.

“Saat ini sedang dilakukan kajian untuk optimalisasi apakah bisa di integrasikan dengan IDD Chevron karena akan terjadi efisiensi yang sangat signifikan. Pemerintah mendorong integrasi ini,” kata Wiratmaja.(RI)