BALI – Sebanyak enam perjanjian jual beli gas bumi (PJBG) ditandatangani pada hari ini, Selasa (20/10) bertepatan dengan pembukaan konferensi dan pameran minyak dan gas bumi Asia Pasifik (APOGCE) di Nusa Dua, Bali. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.

Menurut Amien, seluruh kontrak ini diperuntukkan guna memenuhi kebutuhan domestik yang terdiri dari tiga kontrak untuk sektor kelistrikan, dua kontrak untuk sektor industri dan satu kontrak untuk memenuhi kebutuhan elpiji. “Dengan adanya penandatanganan kontrak ini, maka potensi pendapatan negara selama periode perjanjian jual beli akan bertambah sebesar US$587 juta atau sekitar Rp7,86 triliun,” jelas Amien seperti dikutip website Kementerian ESDM, Rabu (21/10).

Perjanjian jual beli gas bumi yang ditandatangani untuk sektor kelistrikan yaitu, PetroChina International Jabung Ltd. dengan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam dengan jangka waktu 7 tahun 3 bulan, pasokan 10-17 miliar british thermal unit per hari (BBTUD) dan tambahan penerimaan negara sebesar US$323,9 juta atau sekitar Rp4,34 triliun.

Kemudian, Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd dengan Perusahaan Daerah Sulawesi Selatan dengan jangka waktu selama 4 tahun, pasokan 40-68 BBTUD dan pendapatan negara sebesar US$176,77 juta atau sekitar Rp2,37 triliun. Selain itu, amandemen PJBG antara PT. Pertamina EP dengan PT. Pura Daya Prima untuk jangka waktu 4 tahun, pasokan 3,8 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan penerimaan negara sebanyak US$7,2 juta atau sekitar Rp96,5 miliar.

Untuk sektor industri, perjanjian yang ditandatangani yakni JOB Pertamina-PetroChina East Java dengan PT. Gresik Migas dengan jangka waktu selama 4 tahun, pasokan 1,2-3,2 MMSCFD dan penerimaan negara sebesar US$6,9 juta atau sekitar Rp93 miliar.

Terdapat pula kesepakatan gas suar bakar (flare gas) antara PT. Pertamina EP dan Pertamina (Persero) selama 5 tahun, pasokan 3-8 MMSCFD dan perkiraan penerimaan Negara US$4,2 juta atau Rp56 miliar. Terakhir, perjanjian antara ConocoPhillips Indonesia untuk memasok 230.000 metrik ton elpiji per tahun kepada Pertamina (Persero) selama satu tahun yang diperkirakan menambah menambah penerimaan sebesar US$68 juta atau sekitar Rp911,2 miliar.

“Penandatanganan kontrak ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan industri migas Indonesia yang setahun belakangan ini mengalami penurunan,” ujar Amien.(DD)