Pertamina mulai mengambil alih pengelolaan blok Mahakam dari Total E&P sejak 1 Januari 2018.

JAKARTA – Setelah PT Total E&P Indonesie dipastikan tidak akan bergabung untuk mengelola blok Mahakam bersama PT Pertamina (Persero), kini proses seleksi calon mitra makin intensif. Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan sejak Total menyatakan tidak berminat, ternyata perusahaan lain masih menaruh ketertarikan untuk menjadi mitra Pertamina untuk mengelola blok Mahakam.

Paling tidak sudah empat perusahaan internasional yang menyatakan minat untuk ikut mengelola blok Mahakam. Inpex Corporation menjadi salah satu dari empat perusahaan tersebut dan proses pembicaraan masih berlangsung.

“Lagi dibicarakan, tapi kan kami belum tahu detailnya. Tidak hanya Inpex, ada empat (perusahaan),” kata Syamsu saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Jumat (22/6).

Menurut Syamsu, salah satu perusahaan yang tertarik adalah Inpex dan menjadi salah satu kandidat terbaik untuk bisa berpartner dengan Pertamina. Pasalnya, perusahaan asal Jepang tersebut merupakan perusahaan yang berpartner dengan Total sebelum blok Mahakam dikelola secara penuh oleh Pertamina mulai 1 Januari 2018.

Pertamina berharap pembicaraan detail kerja sama dengan para calon mitra bisa diselesaikan pada tahun ini. “Mudah-mudahan (tahun ini). Soal transaksi dan lain-lain masih terus dibicarakan,” kata Syamsu.

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyebutkan blok Mahakam masuk dalam lima besar blok dengan kontribusi migas terbesar bagi Indonesia. Hingga Mei 2018, rata-rata produksi gas sebesar 951,8 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Serta minyak sebesar 46.069 barel per hari (bph).(RI)