JAKARTA – Uni Emirat Arab (UEA) tertarik bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) mengelola 10 wilayah kerja migas yang baru ditugaskan pemerintah kepada perusahaan pelat merah itu.

“Kalau di bidang migas, mereka berminat untuk bekerja sama dengan Pertamina untuk wilayah kerja yang baru ditugaskan ke Pertamina kembali. Jadi ada 10 wilayah migas, segera saja bicara di level selanjutnya, business to business,” ujar Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) usai memimpin delegasi Indonesia pada “The Second Republic of Indonesia-United Arab Emirates Economic Task Force” di Jakarta, Kamis, (18/5).

Jonan berharap rencana kerja sama Pertamina dengan perusahaan UEA berjalan lancar dan efisien, mengingat perusahaan migas asal negara itu, Mubadala juga telah mengelola lapangan migas Ruby di Selat Makasar.

“Mudah-mudahan bisa jalan, karena mereka yakin juga operasi produksi yang dilakukan Mubadala juga sangat efisien,” kata dia.
Jonan juga menuturkan rencana pembelian langsung LPG dan minyak mentah dari perusahaan minyak nasional UEA, ADNOC ke Pertamina tanpa perantara.

“Pada hari ini kita membicarakan beberapa potensi investasi dari PEA di Indonesia, termasuk di bidang migas yaitu pembelian langsung LPG dan minyak mentah dari ADNOC ke Pertamina, jadi diharapkan tidak melalui pihak ketiga,” kata dia.
Di samping kerja sama di sektor energi, pertemuan itu juga membicarakan potensi kerja sama di bidang transportasi udara dan ekonomi lainnya.

“Potensi investasi yang kami lihat mencapai 5 miliar dolar AS. Jumlah tersebut utamanya diperuntukkan bagi pelabuhan, energi, pembangkit listrik tenaga surya dan konvesional, minyak dan gas bumi, dan pertanian,” kata Suhail Mohamed Al Mazroei, Menteri Energi UEA.

Dengan tambahan US$5 miliar ini, total investasi UEA di Indonesia akan mencapai sekitar US$ 7 miliar. Total investasi saat ini telah mencapai sekitar US$2 miliar.

Pertemuan The Second Republic of Indonesia-United Arab Emirates Economic Task Force ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang berlangsung di Abu Dhabi, 17/1 Januari 2017. Ruang lingkup kerjasama meliputi bidang migas, ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan, pelabuhan, penerbangan, pertanian, kerja sama ekonomi dan lainnya. Hasil pembahasan pada pertemuan kali ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan di pada level yang lebih tinggi dalam First Joint Committee Meeting yang akan dilaksanakan pada 2017.(RA)