JAKARTA – Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara mendorong penguatan harga logam mulia. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Mei di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik US$3,9 atau 0,31 persen menjadi US$1.278,10 per ounce pada Rabu (Kamis pagi WIB).

Untuk komoditas lain, perak untuk pengiriman Mei bertambah 4,6 sen atau 0,25% menjadi ditutup pada US$18,3 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun US$1,6 atau 0,17% menjadi berakhir di level US$967,90 per ounce.
Emas diburu setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan kelompok armada Angkatan Laut AS memasuki perairan di semenanjung Korea.

Selain itu, laporan yang dirilis pada Rabu (12/4) Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa harga ekspor meningkat sebesar 0,2% selama Maret dan harga impor turun 0,2%.Laporan tersebut yang mengindikasikan pelemahan potensial dalam harga konsumen dan laporan harga produsen yang akan datang.

Emas mendapat dukungan lebih lanjut karena Indeks Dolar AS telah menarik diri dari kenaikan tajam pada Selasa (11/4), naik hanya 0,02% menjadi 100,73 pada pukul 18.15 GMT. Indeks tersebut merupakan ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama.

Logam mulia tersebut mendapat dukungan tambahan karena Dow Jones Industrial Average AS turun sebesar 38,83 poin atau 0,19% pada pukul 18.20 GMT.

Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas mengalami kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman, sementara sebaliknya ketika ekuitas AS menunjukkan kenaikan maka logam mulia biasanya turun.(AT/ANT)