JAKARTA– PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, berhasil bukukan dampak finansial, berupa nilai tambah dan efisiensi, sebesar US$1,089 miliar selama semester I 2016 ditopang oleh efisiensi biaya operasi hulu. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan upaya efisiensi dan upaya meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan melalui pelaksanaan Breakthrough Project (BTP) 2016 pada semester I berjalan sesuai rencana, bahkan melampaui ekspektasi.

Pertamina menargetkan dampak finansial dari BTP hingga periode berakhir Juni adalah sebesar US$755 juta, sedangkan realisasinya mencapai US$1,089 miliar atau 144% terhadap target. Menurut Wianda, pencapaian ini berkat konsistensi Pertamina berikut afiliasinya dalam menjalankan seluruh program BTP yang dicanangkan tahun ini sebagai kelanjutan dari program yang sama tahun lalu.

“Hal ini menunjukkan bahwa Pertamina terus melakukan upaya-upaya terbaik untuk dapat bertahan menghadapi kondisi industri migas yang masih terus naik turun, di tengah peran pentingnya dalam menjaga ketahanan energi nasional,” kata Wianda.

Dia mengungkapkan inisiatif efisiensi hulu yang didapatkan dari optimalisasi biaya-biaya operasi anak perusahaan hulu merupakan kontributor utama, yaitu sebesar US$492 juta. Marketing Operation Excellence yang diwujudkan dengan berbagai inovasi produk dan layanan pemasaran, optimalisasi tonase kapal dan bunker perkapalan serta pemanfaatan teknologi untuk menunjang operasi distribusi mencapai US$183 juta.

Selain itu, melalui sentralisasi pengadaan sebesar US$152 juta diperoleh dari negosiasi kontrak dan renegosiasi kontrak eksisting, optimasi peralatan serta sentralisasi pengadaan material. Pengendalian losses tahun ini sebagai bagian dari Pembenahan Tata Kelola Arus Minyak Pertamina juga cukup sukses yang mencapai US$95 juta, dengan tingkat losses mampu ditekan hingga 0,18%.

Efisiensi Pengadaan Hydrocarbon, baik minyak mentah maupun produk, oleh Integrated Supply Chain membuahkan efisiensi senilai US$91 juta. Pertamina juga telah melakukan pemangkasan biaya operasi untuk kantor pusat senilai US$86 juta. Adapun inisiatif efisiensi pengolahan yang bersumber dari optimalisasi bottom products di kilang, efisiensi penggunaan energi, dan optimalisasi produksi Smooth Fluid RU 2 Dumai dan RU 5 Balikpapan untuk pengeboran migas mencapai US$31 juta. (DR)