JAKARTA – Pemanfaatan energi terbarukan harus segera dilakukan, bukan hanya karena bersih tanpa emisi tetapi juga untuk mengamankan dari krisis energi di masa depan. Energi terbarukan juga dapat memberi peluang usaha yang lebih besar bagiusaha kecil menengah.

“Seharusnya kita sudah bertindak mulai dari beberapa tahun lalu, karena sudah sangat ketinggalan. Kebijakan Energi Nasional (KEN) dan UU Energi mengamanatkan kita untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan, karena sumbernya yang sangat melimpah,” ujar Herman Darnel Ibrahim, Chairman of Organizing Commitee 15th World Renewable Energy Congress (WREC) 2016, Rabu (21/9).

Herman yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), mengatakan Indonesia memiliki potensi energi panas bumi sebesar 29.000 megawatt (MW). Jumlah tersebut terbesar di dunia, tetapi baru sekitar 1.400 MW yang saat ini sudah termanfaatkan.

Supramu Santosa, sebagai Ketua Dewan Pembina METI dan pakar dalam pengembangan panas bumi mengatakan dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Sehingga, kalau pengembangan energi terbarukan tidak mulai dari sekarang maka harus sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi krisis energi dan mengeluarkan devisa lebih besar lagi untuk mengimpor kebutuhan energi dimasa mendatang.

“Secara umum, butuh waktu sekitar 10 tahun untuk membangun PLTP. Mulai dari tahap persiapan hingga tahap operasi. Tarif energi yang ekonomis hanya merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pengembang energi terbarukan disamping permasalahan perizinan di tingkat pusat dan daerah,” kata Supramu.

Suryadharma, Ketua Umum METI, menekankan bahwa sudah saatnya DPR mendukung upaya pemerintah dan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya krisis energi di masa mendatang sekaligus meningkatkan ketahanan energi.

“Salah satunya melalui penyediaan subsidi tarif untuk energi terbarukan dan mempermudah proses perizinan, sebagai bentuk keberpihakan pemerintah dan DPR untuk penyediaan energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tandas Suryadharma.(RA)