JAKARTA – Sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo mendapat tambahan pasokan kapasitas listrik 50 megawatt (MW) dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo berkapasitas 4×25 MW.

Machinizon Masri, Direktur Bisnis Regional Sulawesi & Nusa Tenggara PT PLN (Persero), mengatakan PLN telah menjalankan pengetesan panel dan trafo di Gardu Induk (GI) PLTG Gorontalo.

“Semuanya berjalan dengan baik, jika hasilnya stabil seperti ini saya optimis proses masuk sistem akan segera terealisasi dalam 24 jam ke depan“ ujar dia dalam keterangan tertulisnya.

PLTG Gorontalo, Jumat, telah berhasil melakukan uji coba tegangan untuk masuk kedalam sistem kelistikan Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo). Pembangunan PLTG yang dimulai (ground breaking) pada 19 September 2015 dilakukan PT Pembangunan Perumahan (PP).

Machnizon menambahkan, keseluruhan pemasangan empat unit pembangkit berkapasitas masing-masing 25 MW telah dilakukan, dua di antaranya dipastikan telah berhasil melalui sejumlah uji coba, mulai dari uji coba tegangan, pengecekan kabel konduktor dan isolator, pengecekan panel serta uji coba penyaluran tegangan masuk melalui Gardu Induk.

Untuk tahap pertama dua unit masing-masing berkapasitas 25 MW telah berhasil melalui uji coba sistem dan tegangan, untuk tahap selanjutnya atau dua unit mesin lainnya, akan segera masuk sistem listrik Sulawesi Utara dan Gorontalo akhir Februari mendatang. “Dengan masuknya dua unit pembangkit berkapasitas 25 MW akan menambah 50 MW sistem kelistrikan SULUTGO,” ungkap Machnizon

PLN juga telah berhasil merampungkan, Gardu Induk (GI) PLTG Gorontalo, serta pembangunan 6 tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) PLTG Gorontalo – GI Marisa berkapasitas 150 kilo Volt (kV) dengan panjang 1,4 kilo meter sirkit (kms).PLTG Gorontalo ini akan menjadi pembangkit pertama dalam rangkaian program pembangkit 35.000 MW yang ditargetkan selesai dalam lima tahun ke depan.

Tidak kurang dari 700 pekerja terlibat dalam proses percepatan pembangunan PLTG y

Percepatan pembangunan PLTG yang terletak di desa Maleo, kecamatan Paguat, kabupaten Pohuwato, Gorontalo itu untuk menjawab kebutuhan warga akan listrik yang semakin hari semakin tinggi. Saat ini beban puncak di sulutenggo pada siang hari mencapai 325 MW Sementara daya mampu pasok 320 MW, khusus untuk Gorontalo daya mampu hanya sekitar 50 MW sementara beban puncak mencapai 80MW – 85 MW.

“Dengan masuknya system PLTG Gorontalo ini, akan menjadi jawaban akan kurangnya listrik di wilayah Sulutenggo, khusunya Gorontalo dan mampu meningkatkan rasio elektrikfikasi hingga 84,4%,” tandas Machnizon.(AT)