JAKARTA – Beberapa pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mengalami kekurangan pasokan (defisit daya) listrik, akibatnya terjadi pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir selama tiga jam setiap kali padam. Defisit daya ini terjadi akibat kurangnya debit air akibat kemarau panjang yang menyebabkan berkurangnya pasokan listrik.

“Kemarau panjang menyebabkan dua PLTA besar yaitu PLTA Cirata 1000 Mega Watt (MW) dan PLTA Saguling 700 MW di Jawa Barat tidak bisa beroperasi karena air waduk yang terbatas dan diprioritaskan untuk pengairan. Beberapa PLTA lain juga mengalami hal serupa,” ujar Plt. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN (Persero) Bambang Dwiyanto, dalam rilisnya, kemarin.

Akibatnya, pasokan listrik dari beberapa pusat pembangkit berkurang. Di Jawa Bali yang telah tersambung menjadi satu sistem kelistrikan, pada waktu beban puncak (18.00 – 22.00 waktu setempat) mengalami kekurangan pasokan (defisit daya) sehingga terpaksa dilakukan pemadaman di beberapa lokasi secara bergilir maksimal selama tiga jam setiap kali padam supaya tidak terlalu mengganggu aktifitas pelanggan.

Pada saat hampir bersamaan lanjut Bambang, sejak 28 Oktober dini hari terjadi gangguan pada main transformer PLTU Paiton unit 7 & 8 kapasitas 1200 MW yang dioperasikan oleh Pailton Energy Company (PEC). Dua kejadian mengakibatkan, dua hari terakhir terjadi defisit di Jawa dan Bali sekitar 1000 MW di saat beban puncak. “Beban puncak sistem kelistrikan Jawa Bali sekitar 23.900 MW. Ada kemungkinan defisit ini masih akan berlangsung beberapa hari ke depan jika perbaikan beberapa pembangkit yang terganggu mengalami keterlambatan,” ujar Bambang.
 
Namun, kata Bambang, PLN akan berupaya semaksimal mungkin untuk mempercepat perbaikan pembangkit. Di samping itu, PLN juga mohon partisipasi pelanggan untuk mematikan lampu dan alat elektronik yang tidak diperlukan, terutama pada waktu beban puncak. Hal ini sangat signifikan untuk mengurangi defisit daya.(LH)