JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melakukan uji coba penerapan teknologi terbaru milik Schlumberger sebagai upaya menggenjot produksi minyak 2018.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM, mengungkapkan penurunan asumsi lifting minyak dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018 tidak serta merta membuat pemerintah berdiam diri. Upaya untuk melebihi asumsi tersebut tetap dilakukan salah satunya dengan penerapan teknologi terdepan.

“Fracking ini yang agak baru dia Fracking HiWay punya Sclumberger. Itu yang akan kita coba,” kata Arcandra kepada Dunia Energi,  baru-baru ini.

Menurut Arcandra,  metode tersebut baru pertama kali diterapkan di lapangan-lapangan minyak tanah air dan mulai dilakukan pada tahun depan namun persiapannya sudah dimulai saat ini.

“Ada beberapa lapangan akan diterapkan tidak harus di lapangan-lapangan minyak besar,” ungkap dia.

Dalam asumsi RAPBN 2018 pemerintah menargetkan lifting minyak sebesar 800 ribu barel per hari (bph). Asumsi tersebut turun dari asumsi tahun ini yang mencapai 815 ribu bph. Pemerintah berkilah salah satu penyebab utama masih turunnya produksi minyak karena belum ditemukannya cadangan-cadangan baru serta kondisi lapangan existing yang tidak berproduksi maksimal karena mengalami decline alamiah karena kondisinya atau umur lapangan yang tua (mature)

Tutuka Ariadji, Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan, mengungkapkan sebagai upaya peningkatan produksi metode fracking bukanlah metode Enhance Oil Recovery (EOR) karena tidak memasukkan energi tambahan semisal uap, surfactant, polymer, gas CO2 ke dalam reservoir sehingga menurunkan Residual Oil Saturation (SOR).

“Dengan demikian tujuannya adalah meningkatkan produksi sumuran, yang kalau dijumlahkan menjadi meningkatkan produksi lapangan,” kata dia.

Tutuka mengapresiasi berbagai upaya serta janji pemerintah memaksimalkan berbagai teknologi serta metode dalam usaha peningkatan produksi.

Teknologi ini memang produk terbaru yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja HF sebelumnya sebelumnya mengalirkan Hidrokarbon melewati channel ketimbang melalui sela-sela diantara proppant dan mengurangi aliran air yg akan terproduksi.

“Harapannya Produksi Hidrokarbon lebih baik optimis,” tandas Tutuka.(RI)