JAKARTA – PT Donggi-Senoro LNG (DSLNG) menyepakati jual beli dengan konsorsium PT Titis Sampurna dan PT Surya Mandala Sakti. Paket kesepakatan ini berlangsung hingga 2021 dengan volume 800 ribu barel kondensat per tahun.

Kurniawan Rahardjo, Direktur Operasi DSLNG, mengungkapkan dengan adanya kesepakatan ini bisa  memperkuat pasokan kondensat domestik, dan dimanfaatkan untuk bisa diolah sektor industri Petrokimia. Olahan kondensat dari PT Titis Sampurna dan PT Surya Mandala Sakti nantinya akan dimanfaatkan lagi oleh pengguna akhir PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).

“Kami mengapresiasi seluruh perusahaan yang tergabung dalam konsorsium ini maupun sebagai end user, semoga kelanjutan kerja sama ini bisa bermanfaat untuk semua,” kata Kurniawan dalam keterangan resmi, Rabu (8/8).

DSLNG mulai memproduksi kondensat pada 2015. Kondensat merupakan hasil samping dari proses pengolahan gas menjadi gas alam cair di Kilang Donggi Senoro LNG yang berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

Kilang LNG Donggi Senoro menerima pasokan gas dari dua produsen hulu yaitu JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi yang mengelola Lapangan Senoro dan PT Pertamina EP yang mengelola Lapangan Donggi dan Matindok.

Aditya Mandala, Direktur Urusan Korporasi DSLNG, mengungkapkan kilang LNG Donggi-Senoro menjadi proyek pertama di Indonesia yang menggunakan skema bisnis hilir yang memisahkan produksi gas di hulu dengan pengolahan LNG di hilir.

“Skema bisnis hilir memungkinkan optimalisasi penerimaan negara sebab biaya pembangunan kilang tidak membebani cost recovery,” tandas Aditya.(RI)