JAKARTA– PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS), perusahaan yang kegiatan usahanya meliputi pertambangan, perdagangan, pengangkutan dan jasa terintegrasi, berhasil menurunkan rugi bersih sebesar 55,30% pada semester I 2018 menjadi US$ 2,17 juta dari periode sama tahun lalu US$ 3,37 juta (year-on-year). Penurunan rugi bersih perusahaan dipengaruhi oleh kenaikan penjualan bersih sebesar 48,10% menjadi US$64,26 juta dari US$ 43,39 juta (year-on-year).

Peningkatan pendapatan juga diikuti kenaikan beban penjualan sebesar 35,40% menjadi US$ 55,45 juta dari perode semester I 2017 sebesar US$ 40,95 juta.

Sementara itu, laba kotor Ancora melonjak 267,08% menjadi US$ 8,81 juta dari periode Januari-Juni 2017 sebesar US$ 2,40 juta. Meski laba bruto mengingkat, beban umum dan administrasi menjadi US$ 4,07 juta meningkat 18,31% dari tahun sebelumnya, yaitu US$ 3,44 juta. Adapun beban operasi dan lain-lain juga meningkat menjadi US$ 1,08 juta pada semester I-2018, pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 144.487.

Teddy Kusumah Somantri, Direktur Utama Ancora Indonesia Resources, mengatakan kenaikan pendapatan perusahaan diperoleh dari anak usaha PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) yang memproduksi ammonium nitrate. Saat ini produksi ammonium nitrate naik menjadi 8.500 ton-11,000 ton. “Tahun lalu produksi di kisaran 5.000 ton-6.000 ton,” ujar Teddy dalam keterbukaan informasi di laman perseroan.

Hingga semester I 2018, Ancora memiliki total aset sebesar US$ 189,49 juta, naik dari periode sama tahun sebelumnya US$ 187,7 juta. Kenaikan aset ini ditopang oleh peningkatan aset lancar dari US$ 51 juta menjadi US$ 57,39 juta. Sementara aset tidak lancar justru turun dari US$ 136,65 juta menjadi US$ 132,09 juta.

Ancora juga mencatatkan peningkatan kewajiban. Pada semester I 2018, total utang Ancora mencapai US$ 172,6 juta, naik dari periode sama tahun lalu US$ 167,63 juta. Kenaikan utang ditopang oleh peningkatan liabilitas jangka pendek dari US$ 124,72 juta menjadi US$ 131,62 juta. Sementara utang jangka panjang turun tipis dari US$ 42,9 juta menjadi US$ 41 juta.

Di sisi lain, perusahaan mencatatkan penurunan ekuitas dari US$ 20 juta menjadi US$ 16,8 juta. (RA)