JAKARTA – Pemerintah akan melelang blok Makassar Strait menyusul keputusan PT Chevron Pacific Indonesia untuk tidak melanjutkan pengelolaan blok tersebut pasca habis kontrak pada 2020.

“Di Makassar Strait itu kan ada Chevron, Pertamina, dan Sinopec. Ketiganya sudah kami tanya, tidak minat. Secara ekonomis jadi kami lelang,” kata Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Rabu (11/7).

Makassar Strait saat ini dioperatori Chevron Makassar Ltd dengan  pembagian hak partisipasi (participating interest/PI) Chevron Makassar Strait 72%, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) 10% dan Tiptop Makassar 18%.

Menurut Djoko, meski perusahaan sekelas Chevron sudah menyatakan tidak berminat, peluang Makassar Strait untuk mendapatkan operator baru tidak hilang. Pemerintah optimistis masih ada perusahaan yang menaruh minat terhadap Makassar Strait, terutama perusahaan yang telah memiliki fasilitas produksi disekitar wilayah tersebut. Salah satu perusahaan yang dilirik, ENI Indonesia yang saat ini menjadi operator di lapangan Jangkrik.

“Mugkin ada yang berminat karena ada beberapa KKKS yang sudah punya fasilitas disitu, jadi lebih ekonomis. Yang belum punya, karena itu jauh di laut jadi kurang ekonomis,” ungkap Djoko.

Chevron memutuskan untuk menarik diri dari blok Makassar Strait berdasarkan hasil kajian yang dilakukan. Makassar Strait dinilai tidak ekonomis, apalagi tanpa ada diskresi dari pemerintah.(RI)