JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menjamin pendanaan untuk mandatory biodiesel 20% (B20) untuk tahun ini cukup, meski memasuki periode April, disparitas harga solar dengan biodiesel terus meningkat dua kali lipat dibanding Agustus 2015 saat kebijakan ini pertama kali diimplementasikan.

“Namun, proses pendanaan harus mulai dikaji keberlanjutannya mengingat kondisi harga saat ini menunjukan tren yang terus meningkat untuk kelapa sawit (crude palm oil /CPO), sementara tren harga minyak dunia relatif masih rendah,” kata Bayu Krisnamurthi, Direktur Utama BPDPKS di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Bayu, tidak dapat dipungkiri program mandatory B20 telah membuat harga sawit menjadi lebih bergairan, walaupun ada faktor turun karena El Nino. Namun hal ini menjadi signal positif pada dunia, khususnya Indonesia.

Pemerintah, lanjut dia, berkomitmen untuk terus melaksanakan program B20 sebagai upaya bukti kontribusi Indonesia dalam COP Paris serta program suistainable development goals dari Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB). “Kita akan tetap laksanakan walaupun nantinya harga terus meningkat,” tegas Bayu.

Dia mengungkapkan, BPDPKS juga tengah melakukan beberapa studi dan penghitunga dari dampak mandatory B20. “Beberapa studi sedang dilaksanakan dan sedang menghitung apakah nantinya menunjukan program ini berdampak positif terutama bagi pengurangan emisi karbon yang dikurangi dari penggunaan biodiesel,” tandas Bayu.(RA)