Kilang Pertamina

Kilang Balongan milik Pertamina.

JAKARTA – Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah memutuskan, mengalokasikan Rp 2 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 untuk pembangunan kilang minyak baru. Meski demikian, investor tetap membutuhkan insentif.

Anggota Komisi VII DPR, Satya Widya Yudha menegaskan pembangunan kilang minyak perlu segera dilakukan. Pasalnya,pemenuhan  kebutuhan minyak di Indonesia tidak cukup hanya melalui impor BBM. Apalagi, impor tersebut digunakan untuk kebutuhan subsidi.

“Perlu. Kita perlu kilang minyak baru. Perlu adanya reformasi kilang juga,” paparnya dalam Refleksi Akhir Tahun Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Jumat, 21 Desember 2012.

Satya menjelaskan, Indonesia saat ini melakukan impor minyak jadi hingga 70%. Namun dari situ, Indonesia hanya mampu mencukupi sepertiga kebutuhan BBM nasional.

Maka dari itu, pemerintah perlu mempercepat pembangunan kilang minyak baru guna menutupi kebutuhan minyak nasional tersebut. Dalam APBN 2013, ujarnya, alokasi dana pembangunan kilang minyak baru mencapai kisaran Rp2 triliun.

“Pemerintah sudah alokasikan dana untuk itu (kilang minyak baru). Tapi pemerintah tetap perlu beri insentif ke swasta. Itu swasta pasti mau bangun. Nyatanya saat ini ada dua investor dari Saudi dan dari Kuwait sudah berminat,” jelasnya kepada wartawan.

Dikabarkan sebelumnya, pemerintah akan membangun tiga kilang minyak baru, yang bertujuan mengatasi kebutuhan bahan bakar minyak di masa depan. Kilang minyak tersebut berkapasitas total 900.000 barel per hari. Dua tempat yang direncakankan itu, yakni Plaju, Sumatera Selatan dan Bontang, Kalimantan Timur.

(CR – 1 /duniaenergi@yahoo.co.id)