JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan penetapan Elia Massa Manik sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) tidak akan diikuti perubahan susunan direksi perusahaan. Hanya posisi wakil dirut saja yang sudah dihilangkan.

Gatot Trihargo Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN, mengatakan pemerintah akan memberikan keleluasaan kepada Elia dalam memimpin direksi Pertamina karena sepak terjangnya diberbagai perusahaan dinilai sudah mumpuni dan merupakan sosok yang dibutuhkan Pertamina. Selain itu, pemerintah juga menegaskan tidak ada alasan khusus penunjukan dirut dari eksternal perusahaan.

Team work yang utama. Kita tidak ingin ada yang lain, harus total, dan itu ada di Pak Massa Manik. Lalu kedepan sampai saat ini tidak ada rencana perubahan direksi,” kata Gatot di Kementerian BUMN, Kamis (16/3).

Selain Elia yang baru diangkat sebagai dirut, Pertamina memiliki tujuh direksi lainnya. Ketujuh direksi tersebut adalah Syamsu Alam, direktur hulu; Rachmad Hardadi, direktur megaproyek dan petrokimia; Yenni Andayani, direktur gas; Muchamad Iskandar, direktur pemasaran; Arief Budiman, direktur keuangan; Dwi Wahyu Daryoto, direktur SDM, teknologi informasi dan umum; dan Toharso, direktur pengolahan.

Elia dikenal dengan sosok yang kerap kali melakukan efisiensi di jajaran direksi. Soliditas dalam tubuh direksi dan manajemen adalah kunci untuk bisa mewujudkan perusahaan yang tumbuh secara berkelanjutan dan hal itu yang akan diterapkan dalam tubuh Pertamina.

“Yang namanya perusahaan berkembang dan sustainable, itu di SDM. Direksi-direksi yang ada sekarang memiliki kekuatan dalam sektor energi,” ungkap Elia.

Dalam jangka waktu dekat, Elia berjanji akan melakukan evaluasi secara keseluruhan diseluruh lini bisnis Pertamina untuk mencari bagian mana yang bisa dijadikan prioritas pengembangan sekaligus mencari celah bagian yang bisa diefisiensikan.

“Dalam lakukan akselerasi harus terukur, hilir seperti apa midstream seperti apa lalu juga hulu kaya apa. Apalagi Pertamina banyak anak perusahaan. Nanti kita akan lihat seberapa baik disetiap sektor. Ini harus terukur,” kata Elia.

Dia pun menegaskan tidak akan mentolerir jika ada indikasi perkubuan atau adanya kepentingan lain dalam manajemen terutama dalam direksi perusahaan.

“Saya kira jika ada kepentingan akan sudah kelihatan dalam tiga bulan awal,” kata Elia.

Menurut Elia, apa yang dicapai Pertamina memang sudah cukup baik, namun peningkatan kualitas dan kinerja harus tetap dilanjutkan. Serta pembangunan kompetensi dalam tubuh perusahaan juga akan menjadi fokus.

Elia menegaskan tidak akan segan melakukan evaluasi dari setiap pucuk bagian perusahaan, baik dari general manager, field manager terus hingga tingkat teratas.

“Hulu misalnya kita punya exploration cost, apakah itu sudah efisien. Itu kan mindset kita harus bangun itu, bangun kompetensi. Kita lihat apakah para pemimpin di Pertamina nanti punya tanggung jawab yang bagus, kita akan lihat,” tandas Elia.(RI)