JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih membahas Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 sebagai panduan dalam penyediaan tenaga listrik 10 tahun ke depan. Dalam data draft RUPTL yang didapatkan Dunia Energi, Kamis (29/11) ternyata porsi penggunaan batu bara PT PLN (Persero) meningkat dibanding proyeksi yang dicanangkan pada tahun ini.

Pada 2019 serapan batu bara PLN diperkirakan mencapai 97 juta ton, meningkat dari target tahun ini sebesar 92 juta ton. Dalam draft RUPTL penggunaan batu bara akan terus meningkat hingga 2028.

Pada 2020 misalnya serapan batu bara untuk PLN diperkirakan mencapai 106 juta ton. Lalu 2021 sebesar 119 juta ton dan 2028 mencapai 176 juta ton.

Untuk kebutuhan gas tahun depan diproyeksikan sebesar 468 TBTU dan 2020 ada kenaikan proyeksi kebutuhan menjadi sebesar 476 TBTU.

Pemerintah dan PLN memproyeksikan sempat ada penurunan penggunaan gas pada 2021 menjadi sebesar 435 TBTU, tapi akan meningkat lagi hingga pada 2028 diperkirakan menjadi 605 TBTU.

BBM ditargetkan tahun depan masih sekitar tiga juta liter, tapi akan berangsur menurun pada 2020 menjadi sekitar 2,5 juta liter dan mulai 2023 diharapkan akan menjadi hanya sekitar 500 ribu liter dan akan bertahan hingga 2028.

Untuk target bauran  energi pada 2025 nanti, porsi batu bara direncanakan sebesar  58,9% dari bauran energy mix nasional. Padahal tahun ini  bauran batu bara hanya 54,4%. Sementara gas bauran energi menjadi 17,7% dari sebelumnya 22,3%. Untuk BBM dan Energi Baru Terbarukan masih sama baurannya yakni sebesar 0,4% dan 23% untuk EBT.

Sementara untuk pertumbuhan listrik dalam draft diproyeksikan sebesar 6,43% menurun dibanding proyeksi pertumbuhan pada tahun ini sebesar 6,9%.

Kemudian untuk pembangkit listrik diproyeksikan ada peningkatan kapasitas dari dalam draft sebelumnya sebesar 56.024 Megawatt (MW) menjadi sebesar 56.377 MW dalam draft RUPTL.

Lalu dalam draft terungkap akan terjadi penurunan target penyelesaian gardu induk dan transimisi. Untuk draft tahun depan dalam RUPTL diproyeksikan pengembangan transmisi hanya 54.160 kms. Padahal di RUPTL terdahulu sepanjang 63.855 kms sementara pengembangan gardu induk dalam draft RUPTL diperkirakan sebesar 127.161 MVA menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 151.424 MVA.

Perubahan signifikan juga terjadi dengan target rasio elektrifikasi. Pemerintah percaya diri menargetkan rasio elektrifikasi menjadi 100% pada tahun 2020 jauh lebih cepat dibandingkan RUPTL tahun lalu yang masih ditargetkan mencapai 100% rasio elektrifikasi pada 2024.(RI)