SERANG – Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya investasi, karena dengan banyaknya proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan disamping meningkatan rasio elektrifikasi juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Presiden mengatakan bahwa tiga tahun lalu, setiap melakukan kunjungan ke daerah, masyarakat selalu mengeluhkan kekurangan listrik.

“Tiga tahun yang lalu tiap saya pergi ke Kalimantan, Sumatera, NTB, NTT, Maluku, dan Papua, keluhannya sama. Keluhannya selalu sama liatrik kurang, byar pet. Setelah tiga tahun, tahun ini saya muter lagi, saya tidak lagi mendengar suara-suara itu,” ujar Jokowi di sela peresmian proyek-proyek infrastruktur ketenagalistrikan, senilai US$6,015 miliar di Serang, Banten, Kamis (5/10).

Proyek-proyek yang diresmikan terdiri dari Pembangunan Terminal Batubara, Groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 7, 9 dan 10 serta peresmian PLTU Banten.

Proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 berkapasitas 2×1.00 megawatt (MW) di Provinsi Banten diklaim telah menyerap tenaga kerja hingga 10 ribu orang.

“Investasi itu perlu, karena menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan yang sama, Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa PLTU Jawa 7 memiliki harga paling murah, yaitu 4,2122 sen per kwh, sehingga menjadi tanda tarif listrik yang terjangkau bagi masyarakat. Selain itu, proyek tersebut juga diperkirakan selesai lebih cepat dari waktu yang ditetapkan.

“Pembangkit PLTU Jawa 7 dibangun dengan harga yang sampai hari ini itu paling murah, 4,2122 sen per Kwh. Dari estimasi Commercial Operation Date (COD) yang seharusnya April dan Oktober 2020, bisa maju sampai akhir 2019. Ini jadi landmark tarif listrik agar harga listrik kepada masyarakat bisa terjangkau,” ungkap Jonan.

Menurut Jonan, PLTU Jawa 7 dapat melistriki dua juta rumah tangga. PLTU Jawa 9 dan 10 berkapasitas 2.000 MW ditambah PLTU Banten kapasitas 660 MW akan dapat melistriki 4,6 juta rumah tangga.

“4,6 juta rumah, kira-kira 8% dari total pelanggan listrik yang ada di Indonesia,” kata Jonan.

Presiden Jokowi telah memerintahkan kepada PT PLN (Persero) dan perusahaan-perusahaan mitra agar mempekerjakan karyawan yang dari sekitar pabrik. PLN juga telah ditekankan lebih efisien agar harga listrik menjadi lebih murah dan terjangkau bagi masyarakat.

“Saya titip kepada PLN masalah efisiensi. Semua biaya-biaya yang ada dicek betul. Baik yang berkaitan dengan harga batu bara, biaya transportasi untuk pengangkutan batubara dari Sumatera ke Jawa, Kalimantan ke Jawa, jangan dibolak-balik, sehingga biaya transportasi menjadi tinggi. Kalau biaya sudah tinggi tidak efisien, bebannya yang menanggung masyarakat,” tandas Presiden.(RA)