JAKARTA – Di tengah Isu Reshuffle yang menyebutkan dirinya termasuk yang akan diganti, Menteri ESDM Sudirman Said tancap gas dengan menggelar sejumlah Penandatanganan Kontrak Penjualan dan Pembelian Gas/LNG di Lobby Kementerian yang dipimpinnya, pada Selasa 30 Juni 2015.
Kontrak yang ditandatanganui itu masing-masing LNG Sale and Purchase Agreement (“LNG SPA”) Wilayah Kerja Muara Bakau dari Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East, antara PT Pertamina (Persero) sebagai pembeli dan penjual (Eni, GDF Suez dan Saka Energy) sebagai pemegang saham WK Muara Bakau. Pertamina akan mendapatka alokasi gas sebesar 1,4 juta ton per tahun
Lainnya, Master Sales & Purchase Agreement (MSPA) dan Confirmation Notice (CN) Donggi Senoro LNG antara PT Pertamina (Persero) sebagai pembeli dan penjual PT DSLNG sebagnyak 1 std cargo (+/- 56,000 ton), Berikutnya Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Sumatera Bagian Utara antara PT Pertagas Niaga sebagai Penjual dan PT PGN Tbk. sebagai Pembeli sebanyak 8 MMSCFD

Penandatanganan kontrak penjualan dan pembelian gas/LNG ini merupakan salah satu wujud keseriusan pemerintah mendorong program peningkatkan ketahanan energi nasional dan mendorong diversifikasi bahan bakar minyak ke gas.
Penurunan produksi minyak mentah dan meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri, mendorong pemerintah melakukan langkah strategis dalam pemanfaatan gas bumi sebagai energi masa depan melalui diversifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke gas/LNG. Program diversifikasi BBM ke gas/LNG sejalan dengan amanat UU No 30 tahun 2007 tentang Energi yang mengamanatkan perlunya diversifikasi dan Perpres No. 79 tahun 2014 yang menargetkan penggunaan gas sebesar 22% dari seluruh pasokan energi primer nasional.

Sudirman Said mengatakan, pemerintah menyambut baik tujuan strategis dari program diversifikasi ini karena salah satunya dapat menghemat devisa negara dari beban impor BBM dan untuk mendukung hal tersebut, pemerintah telah memberikan alokasi LNG dari Bontang dan Tangguh untuk memenuhi kebutuhan domestik yang semakin hari semakin meningkat baik untuk kebutuhan pupuk, pembangkit listrik, industri, dan transportasi.

Penandatanganan PJBG LNG Muara Bakau untuk Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East ini menandai dimulainya proses komersialisasi dan investasi proyek migas laut yang sebagian besar produksinya dialokasikan untuk domestik. Produksi dua lapangan sebesar 450 juta kaki kubik per hari ini diharapkan akan memicu penggunaan gas/LNG sebagai upaya diversifikasi BBM jangka panjang,

“Pemerintah akan terus investasi di bidang energi yang merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Penandatanganan SPA ini akan menggerakkan investasi senilai USD 4 miliar atau setara dengan Rp 50 triliun,” ungkap Sudirman.

Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi menambahkan, setelah Proyek Lapangan Jangkrik ini berjalan, maka akan terbuka peluang untuk menggerakkan proyek-proyek berikutnya antara lain Ande-Ande Lumut dan IDD yang memerlukan investasi sebesar USD 850 juta dan USD 12 milyar.