JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dituntut untuk ikut bertransformasi mengikuti kemajuan teknologi yang merambah seluruh sendi kehidupan, termasuk industri minyak dan gas. Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan  sebagai perusahaan seharusnya Pertamina harus bisa bertransformasi  sejak dulu.

“Saya pikir untuk Pertamina sangat penting. Saya bicara dengan Ibu Nicke (Nicke Widyawati, Plt Dirut Pertamina), ini arahnya mau kemana. Dia bilang mau digitalisasi, menggunakan IT untuk operasi Pertamina lebih luas. Saya tanya, kok baru sekarang. Bu Nicke bilang, better late than never,” kata Jonan saat acara Digital Expo di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Rabu (25/4).

Digitalisasi, kata Jonan tentu bisa memberikan berbagai macam manfaat seperti efisiensi, hingga peningkatan safety.

Salah satu hal yang bisa dilakukan Pertamina untuk mengimplementasikan digitalisasi dalam operasionalnya adalah dengan menjual BBM dengan alat perekam pada nozzle.

“Ini kan sederhana sekali, kenapa tidak dilakukan sejak lama. Ini kan resourcesnya besar, orangnya pintar-pintar. Mestinya harus bisa jalan. Kalau dimulai dari kepala divisi, manager tidak bisa. Jadi harus dimulai dari yang depan-depan ini,” kata Jonan.

Indonesia sendiri sudah memasuki era revolusi industri 4.0, dimana ada fokus lima industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia.

Salah satu peran Pertamina dalam revolusi tersebut adalah untuk otomotif dan kimia. Sewaktu pemerintah minta Pertamina membuat kilang, ada kekhwatiran terhadap kehadiran mobil listrik. Namun Jonan mengingatkan bahwa produk kilang tidak hanya untuk otomotif.

“Saya bilang, kalau kilang produknya makin lama makin kurang market sharenya, ya buat industri kimia,” tukasnya.

Jonan meminta digitalisasi di Pertamina bisa memberikan efek berganda. Misalnya di sektor hulu digitalisasi itu harus bisa mengurangi risiko yang unpredictable. Kemudian digitalisasi harus bisa meminimalisir risiko keselamatan.

“Sistem ini juga akan bisa memitigasi tentang safety. Saya tidak mau dengar lagi keselamatan kerja, ada tumpahan (minyak) di Balikpapan,” tandas Jonan.(RI)