JAKARTA – Dana Pensiun PT Pertamina (Persero) resmi menguasai 8,1% saham PT Sugih Energy Tbk (SUGI), emiten minyak dan gas senilai Rp 700 miliar. Helmi Kamal Lubis, Direktur Utama Dapen Pertamina mengatakan prospek Sugih ke depan masih sangat menjanjikan seiring proyeksi bisnis dalam lima tahun ke depan yang bakal tumbuh positif.

“Kami yakin pembelian saham tersebut dapat memberikan return yang bagus kedepannya,” kata dia, Kamis.

Per Oktober 2015, selain Dapen Pertamina, saham Sugih dikuasai Goldenhill Energy Fund 11,52%, Credit Suisse AG SG sebesar 6,43%, Interventures Capital Pte, Ltd 6,06%, PT Asabri (Persero) sebesar 5,77% dan sisanya dikuasai publik dengan kepemilikan dibawah 5% sebesar 62,12%.

Menurut Helmi, pembelian saham Sugih Energy sudah direncanakan sejak setahun lalu, dengan pertimbangan potensi untuk meraih keuntungan dalam bisnis migas di 2016.

Selain itu, harga saham Sugih yang dilepas lebih murah dibanding harga pasar. “Kami sedikit mendapat diskon dari harga pasar tersebut,” kata dia.

Pada perdagangan Kamis, harga saham Sugih ditutup di level Rp 389, menguat Rp 1 atau 0,26% dibanding penutupan perdagangan Selasa.

Andhika Anindyaguna, Presiden Direktur Sugih Energy, mengaku senang dengan masuknya Dapen Pertamina sebagai investor institusi nasional menjadi salah satu pemegang saham terbesar di perseroan.

“Ini menunjukkan fundamental dan rencana bisnis kami dapat merealisasikan potential upside perseroan dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang sedang tumbuh,” ungkap dia.

Hingga semester I 2015, Sugih telah membukukan pendapatan US$ 1,47 miliar, melonjak signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 2,03 juta. Namun seiring kenaikan pendapatan, beban pokok perseroan juga melonjak menjadi US$ 1,47 miliar dibanding semester I 2014 yang hanya US$ 103,3 ribu. Akibatnya laba kotor Sugih turun menjadi US$ 1,77 juta pada semester I 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 1,93 juta.

Perseroan juga mencatat beban keuangan sebesar US$ 1,22 juta, melonjak dibanding semester I tahun lalu yang hanya US$ 156,4 ribu. Hal ini membuat perseroan membukukan rugi bersih US$ 320,3 ribu pada semester I 2015 dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencatat laba bersih US$ 1,73 juta.(AT)