JAKARTA – Pengembangan Blok Kasuri di Teluk Bintuni, Papua akan segera terealisasi menyusul kepastian pembeli gas produksi blok yang dioperatori Genting Oil tersebut. Revisi rencana pengembangan (plan of development/PoD) sudah diserahkan Genting Oil ke SKK Migas dan telah diteruskan ke Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan terlebih dulu dievaluasi Wakil Menteri ESDM.

“Revisi PoD-nya sudah disampaikan ke menteri, wamen sudah setuju dan tanda tangan. Jadi tinggal persetujuan menteri,” kata Amien Sunaryadhi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) kepada Dunia Energi saat ditemui di Kementerian ESDM, Selasa (9/1).

Amien meyakini PoD Blok Kasuri kali ini akan diloloskan dan disetujui pemerintah lantaran sudah ada kepastian calon pembeli gas. Bahkan harga yang ditawarkan sesuai dengan permintaan Genting Oil sebesar US$ 5,2 per MMBTU.

“Sudah ada yang mau beli gas dengan harga keekonomian Genting Oil, perusahaan petrochemical,” kata dia seraya memastikan perusahaan tersebut bukan berasal dari Indonesia.

Selama ini penyerap gas Blok Kasuri yang paling santer adalah PT Pupuk Indonesia. Namun harga yang disanggupi terbilang rendah, yakni hanya US$ 3-US$4 per MMBTU.

Menurut Amien, peminat gas blok Kasuri dari tanah air yang hanya menawarkan harga gas dibawah harga keekonomian disebabkan pertimbangan risiko usaha. “Perusahaan Indonesia kurang berani ambil risiko, biasanya nanti mereka berpartner saja dengan perusahaan asing yang lebih berani,” ungkap dia.

Aktivitas pengembangan Blok Kasuri terhenti sejak 2016 seiring pembahasan revisi PoD yang diajukan Genting Oil untuk pengembangan potensi temuan di Lapangan Asap-Kido-Merah.

Perusahaan minyak dan gas asal Malaysia mematok biaya pengembangan satu sumur mencapai US$80 juta-US$85 juta. Namun SKK Migas menilai perhitungan tersebut masih menggunakan acuan saat harga minyak tinggi. Padahal harga minyak dalam dua tahun terakhir terbilang rendah, sehingga seharusnya biaya pengambangan satu sumur tidak sampai US$80 juta.

SKK Migas menargetkan kapasitas produksi Blok Kasuri sebesar 285 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), sekitar 170 MMSCFD di antaranya akan dialokasikan untuk kawasan industri Bintuni, Papua. “Dengan kehadiran pabrik petrochemical disana nanti baru berjalan industri-industri lainnya,” ujar Amien.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri ESDM saat dikonfirmasi mengungkapkan telah menerima dan menandatangani PoD Blok Kasuri. Saat ini tinggal menunggu restu Menteri ESDM dalam kelanjutan proyek tersebut.

“PoD Blok Kasuri sudah saya tanda tangan dan dilanjutkan ke Pak Menteri. jadi tinggal menunggu tanda tangan Pak Menteri saja,” tandas Arcandra.

Blok Kasuri menjadi satu dari empat blok yang PoD-nya ditargetkan bisa ditandatangani tahun ini. PoD lainnya adalah pengembangan Lapangan Marakesh, penambahan produksi JOB Tomori dan proyek Blok Masela.(RI)