JAKARTA – Pemerintah selama ini terus menggenjot pembangunan jaringan gas kota. Sayangnya pembangunan itu terkesan asal bangun tanpa memperhitungkan sumber gas. Berdasarkan data di Kementrian ESDM, hingga saat ini jaringan gas yang telah dibangun oleh APBN di 19 kota sebanyak 89.459 sambungan rumah tangga SR,. Dari jumlah tersebut, hanya 54. 740 SR di 10 kota yang sudah mendapat pasokan gas sementara 34.719 SR yang tersebar di 9 kota belum mendapatkan aliran gas.

Pilot project jaringan gas dimulai sejak tahun 2009 di Kota Palembang dan Surabaya. Hingga akhir 2014, jaringan gas telah dibangun di 21 kota/kabupaten se-Indonesia di 11 provinsi.. Sekitar 203.100 sambungan rumah tangga (SR) d merupakan Non-APBN, sementara 89.460 berasal dari APBN. Yang non-APBN yang dilakukan BUMN relatif lancar. Semua SR sudan mendapat pasokan gas

Tahun 2015 ini, Kementerian ESDM akan membangun jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga di Lhok Sukon dan Pekanbaru masing-masing sekitar 4.000 SR (total sekitar 8.000 SR). Dengan sumber pendanaan non-APBN sebesr 4.600 SR oleh PT Pertamina di Prabumulih dan Jambi. Sementara PT PGN akan membangun 15.000 SR di 9 kota, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Cirebon, Palembang, Jabodetabek dan Medan).

Menteri ESDM Sudirman Said menyebutkan pemerintah perlu menata ulang strategi pemanfaatan gas bagi masyarakat, termasuk gas kota. “ Prioritas kepadiberikan kepada kota-kota yang memiliki akses pada infrastruktur dan gas, “ ujar Sudirman Said di sela peninjauan jaringan gas di Surabaya pada 9 Juli 2015